Contoh Laporan Penelitian Tindakan Sekolah (Pts): Upaya Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (Pakem) Melalui Acara Pembinaan Dan Bimbingan (Latbim) Di Smpn 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang
5:39 AM
Edit
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya kebijakan peningkatan jaminan kualitas lulusan pendidikan dasar membawa konsekuensi di bidang pendidikan, antara lain perubahan dari model pembelajaran yang tradisional (model atau metode pembelajaran yang lebih berpusat guru) ke pengembangan model atau metode yang lebih berpusat pada siswa. Hal demikian menuntut kemampuan guru dalam merancang model pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa, sesuai dengan karakteristik bidang kajian dan karakteristik siswa biar mencapai hasil yang maksimal. Oleh kerana itu kiprah guru dalam konteks pembelajaran menuntut perubahan, antara lain: (a) peranan guru sebagai penyebar gosip semakin kecil, tetapi lebih banyak berfungsi sebagai pembimbing, penasehat, dan pendorong, (b) penerima didik ialah individu-individu yang kompleks, yang berarti bahwa mereka mempunyai perbedaan cara berguru sesuatu yang berbeda pula, (c) proses berguru mengajar lebih ditekankan pada berguru daripada mengajar.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan pergeseran kiprah guru dalam pembelajaran, yaitu :
- Cara pandang guru terhadap siswa perlu diubah. Siswa bukan lagi sebagai obyek pengajaran, tetapi siswa sebagai pelaku aktif dalam proses pembelajaran. Dalam diri siswa terdapai aneka macam potensi yang siap dikembangkan. Oleh katena itu dalam konteks pembelajaran guru dibutuhkan bisa memperlihatkan dorongan kepada siswa untuk membuatkan diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
- Guru dibutuhkan bisa mengajarkan bagaimana siswa bisa berafiliasi dengan masalah yang dihadapi dan mengatasi masalah yang muncul di masyarakat. Antara lain dengan cara memperlihatkan tantangan yang berupa kasus-kasus yang sering terjadi di masyarakat yang terkait bidang studi. Melalui kegiatan tersebut dibutuhkan siswa sanggup membuatkan potensi yang dimilikinya, yang pada hasilnya sanggup dipakai sebagai bekal kemandirian dalam menghadapi aneka macam tantangan di masyarakat. Bahkan lebih jauh lagi dibutuhkan bisa ikut ambil penggalan dalam membuatkan potensi masyarakatnya.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, hanya sebagian kecil guru SMPN 2 Cikeusik yang telah menerapkan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (yang selanjutnya disebut PAKEM) dalam pelaksanaan KBM. Mereka yang telah menerapkan PAKEM ialah guru-guru yang di bawah binaan UNICEF, yakni guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, Matematika, B.Inggris, dan IPS. Guru-guru lain belum menerapkan pendekatan PAKEM dengan alasan mereka belum mendapatkan training penerapan PAKEM. Bahkan, sebagian guru yang masuk dalam kelompok binaan UNICEF pun belum sepenuhnya memakai PAKEM.
Melihat kondisi tersebut nampaknya perlu perjuangan untuk memperlihatkan pemahaman dan keterampilan kepada guru SMPN 2 Cikeusik ihwal penerapan PAKEM. Untuk mewujudkan kompetensi dan kiprah guru dalam penerapan PAKEM perlu adanya upaya yang dilakukan baik oleh dinas pendidikan, pengawas sekolah, maupun kepala sekolah. Salah satu upaya yang sanggup dilakukan kepala sekolah dalam rangka peningkatan keterampilan guru dalam penerapan PAKEM ialah melalui Pelatihan dan Bimbingan (yang selanjutnya disebut LATBIM).
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengadakan penelitian tindakan sekolah untuk mengetahui efektivitas kegiatan LATBIM yang dilakukan kepala sekolah terhadap peningkatan keterampilan guru dalam penerapan PAKEM.
B. Identifikasi Masalah
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab masih rendahnya keterampilan guru SMPN 2 Cikeusik, khususnya guru-guru yang tidak termasuk dalam mapel binaan UNICEF dalam menerapkan PAKEM, antara lain:
a) Kurangnya atau tidak adanya kegiatan training dan bimbingan ihwal PAKEM;
b) Keterbatasan sarana dan prasana pembelajaran untuk membuatkan PAKEM;
c) Masih kurangnya tenaga kependidikan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan, sehingga sulit untuk membuatkan PAKEM;
d) Motivasi guru dan tenaga kependidikan lainnya masih rendah;
e) Tidak berfungsinya kiprah pengawas sekolah
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan dengan mempertimbangkan waktu, tenaga dan biaya yang tersedia, penelitian tindakan sekolah ini hanya membatasi pada masalah kurangnya atau tidak adanya kegiatan training dan bimbingan ihwal PAKEM menjadi salah satu penyebab kurangnya atau lemahnya keterampilan guru dalam PAKEM.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam penelitian di rumuskan sebagai berikut:
Bagaimana efektivitas kegiatan training dan bimbingan (LATBIM) yang dilakukan Kepala Sekolah terhadap peningkatan keterampilan guru dalam penerapan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan khusus dari kegiatan penelitian tindakan sekolah ini ialah untuk mengetahui efevtivitas upaya peningkatan keterampilan guru dalam penerapan PAKEM melalui LATBIM di SMPN 2 Cikeusik kabupaten Pandeglang.
Sedangan tujuan umum dari kegiatan penelitian tindakan sekolah ini ialah untuk peningkatan kualitas proses dan hasil berguru di SMPN 2 Cikeusik.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini dibutuhkan akan memperlihatkan manfaat untuk perbaikan dan peningkatan proses hasil berguru terutama bagi perorangan atau institusi di bawah ini.
1. Bagi Siswa : Dengan penerapan pendekatan PAKEM, siswa akan tergugah semangat belajarnya sehingga menambah akan keberanian untuk bertanya, menjawab, melaksanakan sesuatu tindakan yang berpola terstruktur, menemukan dan membuatkan ide-ide baru, sehingga kegiatan dan antusias berguru siswa lebih meningkat.
2. Bagi Guru : Kemampuan menerapkan PAKEM akan memberi fasilitas dalam melaksanakan kiprah mengajarnya, lantaran yang lebih aktif adalah siswa, dan guru hanya mengarahkan saja.
3. Bagi Sekolah : Hasil dari proses berguru mengajar yang efektif dan menyenangkan dibutuhkan sanggup meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
G. Definisi Istilah
Beberapa istilah yang dipergunakan dalam penelitian tindakan sekolah ini, antara lain:
1. PAKEM ialah abreviasi dari pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus membuat suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan; Kreatif dimaksudkan biar guru membuat kegiatan berguru yang bermacam-macam sehingga memenuhi aneka macam tingkat kemampuan siswa; Efektif bermakna bahwa proses pembelajaran menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa, sedangkan Menyenangkan ialah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada berguru sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
2. Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM) pengembangan PAKEM ialah gabungan kegiatan training dan sekaligus bimbingan ihwal penerapan PAKEM.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
1. Pengertian Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Ia menyerupai jantung dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil berguru yang baik pula. Demikian pula sebaliknya.
Hasil berguru pendidikan di Indonesia masih dipandang kurang baik. Sebagian besar siswa belum bisa menggapai potensi ideal/optimal yang dimilikinya. Oleh lantaran itu, perlu ada perubahan proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini. Pembelajaran yang ketika ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanah air ialah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat dengan PAKEM. Disebut demikian lantaran pembelajaran ini dirancang biar mengaktifkan anak, membuatkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.
Apa itu PAKEM? PAKEM ialah abreviasi dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus membuat suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya mendapatkan kucuran ceramah guru ihwal pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang bisa menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif juga dimaksudkan biar guru membuat kegiatan berguru yang bermacam-macam sehingga memenuhi aneka macam tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan ialah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada berguru sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jikalau proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa sehabis proses pembelajaran berlangsung, alasannya ialah pembelajaran mempunyai sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya mirip bermain biasa.
Secara garis besar, PAKEM sanggup digambarkan sebagai berikut:
- Siswa terlibat dalam aneka macam kegiatan yang membuatkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan pementingan pada berguru melalui berbuat.
- Guru memakai aneka macam alat bantu dan aneka macam cara dalam membangkitkan semangat, termasuk memakai lingkungan sebagai sumber berguru untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
- Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan materi berguru yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
- Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara berguru kelompok.
- Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam membuat lingkungan sekolahnya.
2. Bagaimana Pelaksanaan PAKEM?
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan aneka macam kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada ketika yang sama, citra tersebut memperlihatkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk membuat keadaan tersebut. Berikut ialah tabel beberapa pola kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
KEMAMPUAN GURU | KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR |
Guru merencang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran | Guru melaksanakan KBM dengan kegiatan yang beragam, misalnya: ü Percobaan ü Diskusi kelompok ü Memecahkan masalah ü Mencari gosip ü Menulis laporan/puisi/cerita ü Berkunjung keluar kelas |
Guru memakai alat bantu dan sumber berguru yang beragam | Sesuai mata pelajaran guru memakai misalnya: ü Alat yang tersedia/dibuat sendiri ü Gambar ü Studi Kasus ü Nara Sumber ü Lingkungan |
Guru memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk membuatkan keterampilan | Siswa: ü Melakukan percobaan, pengamatan atau wawancara ü Mengumpulkan data atau tanggapan dan mengolahnya sendiri ü Menarik kesimpulan ü Memecahkan masalah atau mencari rumus sendiri ü Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri |
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasan secara ekspresi atau goresan pena | Melalui: ü Diskusi ü Lebih banyak pertanyaan terbuka ü Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri |
Guru menyesuaikan materi dan kegiatan berguru dengan kemampuan siswa | ü Siswa dikelompok sesuai dengan kemampuan (untuk tugas/kegiatan tertentu) ü Bahan berguru diubahsuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut ü Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan |
Guru mengkaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari | ü Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalaman sendiri ü Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari |
Menilai KBM dan kemajuan siswa secara terus menerus | ü Guru memantau kerja siswa ü Guru memperlihatkan umpan balik |
3. Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM
Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak mempunyai sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal terlahir mempunyai kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak lantaran hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melaksanakan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur mirip yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan mempunyai kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang mempunyai kemampuan lebih sanggup dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita sanggup membantunya bila menerima kesulitan sehingga anak tersebut berguru secara optimal.
3. Memanfaatkan sikap anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak semenjak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini sanggup dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melaksanakan kiprah atau membahas sesuatu, anak sanggup bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menuntaskan kiprah dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk mirip ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menuntaskan kiprah secara perorangan biar talenta individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini ialah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak semenjak lahir. Oleh lantaran itu, kiprah guru ialah mengembangkannya, antara lain dengan sesering-seringnya memperlihatkan kiprah atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jikalau …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan berguru yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas mirip itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan dibutuhkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menjadikan pandangan gres bagi siswa lain. Yang dipajangkan sanggup berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan sanggup berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, sanggup membantu guru dalam KBM lantaran sanggup dijadikan acuan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) me-rupakan sumber yang sangat kaya untuk materi berguru anak. Lingkungan sanggup ber-peran sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber berguru sering membuat anak merasa bahagia dalam belajar. Belajar dengan memakai lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan sanggup dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan sanggup membuatkan sejumlah keterampilan mirip mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil berguru akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memperlihatkan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan biar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas berguru selanjutnya. Guru harus konsisten menyidik hasil pekerjaan siswa dan memperlihatkan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jikalau kursi dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling ber-hadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang bekerjsama dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan gejala aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental ialah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jikalau salah. Oleh lantaran itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang tiba dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEM.’
B. Pelatihan dan Bimbingan PAKEM
1. Pengertian dan Tujuan Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM)
LATBIM pengembangan PAKEM ialah gabungan kegiatan training dan sekaligus bimbingan ihwal penerapan pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
Kegiatan yang akan diselenggarakan di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang bertujuan:.
a) Meningkatkan pemahaman Guru SMPN 2 Cikeusik dalam membuatkan PAKEM.
b) Meningkatkan keterampilan Guru SMPN 2 Cikeusik dalam membuatkan PAKEM.
2. Sasaran Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM)
Sasaran kegiatan LATBIM ini ialah seluruh Guru di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang, yakni sebanyak 17 orang guru. Rincian untuk 17 orang guru mata pelajaran ialah sebagai berikut:
a. Mata Pelajaran Pendidikan Agama 1 orang
b. Mata Pelajaran TIK 1 orang
c. Mata Pelajaran Penjaskes 1 orang
d. Mata Pelajaran Seni Budaya 1 orang
e. Mata Pelajaran PKn 1 orang
f. Mata Pelajaran IPA 2 orang
g. Mata Pelajaran IPS 2 orang
h. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 2 orang
i. Mata Pelajaran Bahasa Inggris 2 orang
j. Mata Pelajaran Matematika 2 orang
k. Mata Peelajaran Bahasa Daerah 1 orang
l. Mata Pelajaran Mulok Keterampilan 1 Orang
3. Pelaksana Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM)
Pelaksana kegiatan LATBIM pengembangan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan ini ialah Kepala SMPN 2 Cikeusik dibantu oleh Panitia yang terdiri dari unsur guru dan staf tata usaha.
4. Biaya Kegiatan Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM)
Biaya kegiatan LATBIM pengembangan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) ini ialah dana BOS untuk acara pengambangan profesi guru dan sumber dana lain yang tersedia.
5. Waktu dan Tempat Kegiatan Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM)
LATBIM pengembangan PAKEM bagi Guru SMPN 2 Cikeusik ini dilaksanakan di SMPN 2 Cikeusik mulai tanggal 2 Oktober 2010 – 30 Oktober 2010..
6. Struktur Program Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM)
Untuk mencapai tujuan sebagaimana disebutkan di depan, kegiatan LATBIM pengembangan PAKEM ini dilaksanakan dengan struktur acara berikut:
No. | Materi/Kegiatan | Alokasi Waktu | |
LATBIM DALAM BENTUK WORKSHOP | |||
1. | Pembukaan | 1 hari | |
2. | Pre Test | ||
3. | Teori Pengembangan Pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). | ||
4. | Praktek Menyusun RPP yang menerapkan metode dan/atau model yang mengedepankan pendekatan PAKEM. | ||
5 | Post Test | ||
LATBIM DALAM BENTUK PRAKTEK LANGSUNG DI KELAS (I) | |||
6 | Pembimbingan pembuat perangkat pembelajaran yang mengdepankan pendekatan PAKEM | ||
7. | Real Teaching atau KBM memakai RPP yang menerapkan metode dan/atau model yang mengedepankan pendekatan PAKEM. | 1 Minggu | |
8. | Refleksi dan pembimbingan untuk merevisi perangkat pembelajaran yang akan dipakai pada siklus berikutnya | ||
LATBIM DALAM BENTUK PRAKTEK LANGSUNG DI KELAS (II) | |||
9. | Real Teaching atau KBM memakai RPP yang menerapkan metode dan/atau model yang mengedepankan pendekatan PAKEM (hasil revisi tahap sebelumnya). | 1 Minggu | |
7. Skenario Kegiatan Bimbingan Teknis
a) Pembukaan
Pembukaan diikuti oleh semua penerima dalam satu ruang sidang besar. Dalam pembukaan disampaikan klarifikasi teknis (tujuan/hasil yang diharapkan, peserta, mekanisme, jadwal) pelaksanaan Latihan dan Bimbingan. Setelah kegiatan pembukaan selesai dilanjutkan dengan kegiatan pre tes.
b) Kegiatan inti
Kegiatan inti LATBIM pengembangan PAKEM ini dilaksanakan dalam bentuk sidang pleno dan praktek di kelas (Real Teaching).
a) Sidang pleno berupa presentasi materi-meteri umum oleh nara sumber yang diikuti oleh tanya-jawab dan diskusi masalah-masalah yang terkait eksklusif dengan pokok materi yang disajikan. Tahap pertama sehabis pembukaan disampaikan Teori Pengembangan Pendekatan PAKEM. Selanjutnya tahap ke dua diisi dengan Praktek Menyusun Silabus dan RPP yang menerapkan pendekatan PAKEM. Selesai kegiatan ini dilanjutkan dengan post tes. Hal ini disebabkan lantaran kegiatan berikutnya akan dilaksanakan dalam bentuk praktek eksklusif dikelas.
b) Real Teching berupa kegiatan mempraktekkan Silabus dan RPP yang menerapkan pendekatan PAKEM. Silabus dan RPP ini harus sudah dibentuk pada sidang pleno. Setelah kegiatan real teaching dilaksanakan diadakan refleksi untuk mengetahui beberbagai kekurangan yang selanjutnya dijadikan dasar untuk kegiatan real teaching berikutnya.
8. Bahan-bahan Kegiatan Latihan dan Bimbingan
Bahan-bahan bimbingan teknis ialah materi-materi presentasi:
1. SI dan SKL
2. Pengembangan Profesionalisme Guru yang Berkelanjutan
3. Model-model Pembelajaran Aktif
C. Deskripsi Kondisi Sekolah
SMP Negeri 2 Cikeusik berdiri pada tanggal 29 Januari 1998 melalui SK Mendikbud No 13a/0/1/1998. Letak geografis SMPN 2 Cikeusik lebih kurang 4 KM dari kecamatan Ciekusik dan 80 KM sebelah selatan ibu kota Kabupaten Pandeglang. Sekolah ini beralamat di JL. Raya Umbulan Km. 03 Kecamatan Cikeusik, Pandeglang
Sebagai kawasan yang letaknya cukup jauh dengan ibu kota kabupaten ditunjang oleh keadaan infrastruktur (jalan) yang kondisi masih rusak menjadi salah satu penyebab kondisi masyarakat di sekitar SMPN 2 Cikeusik secara keseluruhan masih jauh dari keinginan (sejahtera). Hal ini terlihat dari data tingkat kesejahteraan orang renta siswa SMPN 2 Cikeusik sekitar 80% berada pada tahap prasejahtera.
Sejalan dengan tingkat kesejahteraan penduduk yang masih rendah, tingkat kesadaran penduduk sekitar sekolah terhadap pentingnya pendidikan juga masih kurang dan terlihat dari: a) masih terdapatnya anak usia sekolah yang menempuh pendidikan; b) masih rendahnya sumbangan orang renta siswa (masyarakat) sekitar sekolah terhadap acara sekolah, baik sumbangan moril maupun materiil.
Kondisi sosial masyarakat di sekitar sekolah sangatlah heterogen lantaran merupakan adonan dari penduduk orisinil dan transmigran (asal Cirebon dan Indramayu). Namun, dilihat dari mata pencaharian umumnya bersifat homogen lantaran mereka sebagian besar bekerja sebagai buruh tani dan petani.
Keadaan siswa SMPN 2 Cikeusik pada tahun 2010/2011 sanggup dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Keadaan siswa SMPN 2 Cikeusik pada tahun 2010/2011
KLS/ TINGK. | ROMBEL | JML.MURID | ||
L | P | JML. | ||
VII | 4 | 67 | 43 | 110 |
VIII | 3 | 58 | 71 | 129 |
IX | 3 | 43 | 45 | 88 |
JML. | 10 | 168 | 159 | 327 |
Adapun tingkat pendidikan orang renta siswa 50% SD, 30% SMP, 8% SMA, 2% S1, dan 10% di bawah SD.
Tenaga Pendidik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Cikeusik berjumlah 18 orang dengan rincian : Sarjana 16 orang (89%) dan belum sarjana 2 orang (11%). Sedangkan tenaga kependidikan berjumlah 4 orang dengan rincian : 3 orang (75%) lulusan SMA/SMK, dan 1 (25%) orang lulusan SMP.
Potensi yang dimiliki oleh para siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Cikeusik yang sanggup dikembang, diantaranya olah raga (atletik, bola voly dan sepak bola), seni membaca Al Qur’an, Seni Qasidah, Vokal Grup dan pengembangan di bidang akademik. Namun, hal tersebut kurang sanggup berkembang secara maksimal. Hal ini disebabkan kurangnya sarana penunjang dan dana yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan potensi tersebut.
Saat ini Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Cikeusik termasuk salah satu dari sekian Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Pandeglang yang menerima binaan eksklusif dari Program Mainstreamig Good Practices in Basic Education (MGP-BE) kejasama Dinas Pendidikan Dengan UNICEF dari Bantuan Uni Eropa. Salah satu acara MGP-BE ini ialah adalah meningkatkan kapasitas/kemampuan guru dalam pelaksanaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyeangkan. Namun, dalam pelaksanaannya acara tersebut gres menyentuh mata pelajaran Bahasa Indonesia, B. Inggris, Matematika, IPA dan IPS. Sedangkan mapel lainnya belum menerima pembinaan khusus.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan tanggapan sementara berupa tindakan (action) atas rumusan permasalahan yang ditetapkan dalam perencanaan penelitian tindakan kelas.
Sesuai dengan judul penelitian: ”Upaya Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (Pakem) Melalui Kegiatan Pelatihan Dan Bimbingan (LATBIM) di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang” yang menjadi hipotetsis tindakan dalam Perguruan Tinggi Swasta adalah: ”Apabila kegiatan training dan bimbingan (LATBIM) penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAKEM) sanggup dilaksanakan dengan baik maka keterampilan guru dalam penerapan PAKEM di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang akan meningkat”
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilakukan di SMPN 2 Cikeusik, Kabupaten Pandeglang.
B. Waktu dan Lamanya Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama satu bulan terhitung semenjak tanggal 2 Oktober hingga dengan 30 Oktober 2010. Dengan acara sebagai berikut:
A. | Persiapan Penelitian | |
1. Rapat Membangun Komitmen | 2 Oktober 2010 | |
2. Identifikasi Masalah | 2 Oktober 2010 | |
2. Diskusi Penentuan Permasalahan | 2 Oktober 2010 | |
3. Pembuatan Proposal Kegiatan | 2 Oktober 2010 | |
B. | Pelaksanaan Penelitian | |
1. Penentuan Rencana Tindakan | 4 – 23 Oktober 2010 | |
2. Pelaksanaan Rencana Tindakan | 4 – 23 Oktober 2010 | |
3. Observasi | 4 – 23 Oktober 2010 | |
4. Refleksi | 4 – 23 Oktober 2010 | |
C. | Pengolahan Data | 25-26 Oktober 2010 |
D | Penyusunan Laporan | |
1. Penyusunan Draf Penelitian | 27 Oktober 2010 | |
2. Penyempurnaan Draf | 28 Oktober 2010 | |
3. Finishing | 29-30 Oktober 2010 |
C. Subjek Penelitian
Populasi penelitian dalam Perguruan Tinggi Swasta ini ialah seluruh guru di SMPN 2 Cikeusik yakni sebanyak 17 orang. Karena keterbatasan waktu dan biaya, maka yang yang dijadikan subyek dalam penelitian ini hanya 3 orang, yakni 1 orang Guru mapel PKn, 1 orang Guru Mapel Pendidikan Agama Islam (PAI) dan 1 orang Guru mapel Seni Budaya. Ketiga mata pelajaran (mapel) tersebut merupakan mapel yang tidak termasuk dalam kelompok mapel binaan UNICEF.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini berjudul “Upaya Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAKEM) Melalui Kegiatan Pelatihan Dan Bimbingan (LATBIM) Di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang”. Sesuai dengan judul di atas, maka yang menjadi variabel penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (X) atau variabel yang mensugesti dalam peneliian ini ialah adalah “Kegiatan Pelatihan Dan Bimbingan (LATBIM)”
2. Variabel terikat (Y) atau variabel yang dipengaruhi dalam penelitian ini ialah “Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAKEM”.
Hubungan antara kedua variabel tersebut sanggup digambarkan sebagai berikut:
Gb 1. Hubungan antar variabel X dan Y
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan catatan data lapangan, wawancara, hasil tes dan catatan hasil refleksi/diskusi yang dilakukan oleh peneliti dan kawan peneliti. Penentuan teknik tersebut didasarkan ketersediaan sarana dan prasana dan kemampuan yang dimiliki peneliti dan kawan peneliti.
Uraian lebih lanjut mengenai teknik-teknik pengumpulan data tersebut ialah sebagai berikut:
a) Penilaian Pre Tes dan Post Tes
Yang dimaksud evaluasi pre tes dan post tes dalam Perguruan Tinggi Swasta ini ialah evaluasi yang dilakukan kepada penerima Pelatihan dan Bimbingan dengan memakai serangkaian pertanyaan tertulis yang memerlukan tanggapan tertulis. Adapun bentuk tes yang dipakai ialah adalah pilihan ganda, yakni pertanyaan yang meminta responden untuk menentukan kalimat atau deskripsi yang paling bersahabat dengan pendapat, perasaan, evaluasi atau posisi mereka.
b) Observasi dan catatan data lapangan
Observasi dalam kegiatan Perguruan Tinggi Swasta ini merupakan kegiatan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama melaksanakan kegiatan berguru mengajar di kelas. .
Hasil pengamatan dari kawan peneliti selanjutnya dijadikan catatan data lapangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Prof Dr. Rochiati Wiriaatmaja (2005:125) yang menyatakan: “Sumber gosip yang sangat penting dalam penelitian ini (PTS) ialah catatan lapangan (field notes) yang dibentuk oleh peneliti/mitra peneliti yang melaksanakan pengamatan atau observasi”.
c) Catatan hasil refleksi
Adapun yang dimaksud catatan hasil refleksi ialah catatan yang yang diperoleh dari hasil refleksi yang dilakukan dengan melalui kegiatan diskusi antara peneliti dan kawan peneliti. Hasil refleksi ini selain dijadikan materi dalam penyusunan planning tindakan selanjutnuya juga sanggup dipakai sebagai sarana untuk mengetahui telah tercapai tidaknya tujuan kegiatan penelitian ini.
Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang disebutkan di atas, Instrumen penelitian yang dipakai dalam Perguruan Tinggi Swasta ini ialah soal pre tes, soal post tes, pedoman observasi (contoh sanggup dilihat dalam lampiran).
F. Teknik Pembahasan
Analisis atau pembahasan data dalam Perguruan Tinggi Swasta ini dilakukan semenjak awal, artinya analisis data dilakukan tahap demi tahap atau siklus demi siklus. Hal ini sesuai dengan pendapat Miles dan Huberman dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:139) bahwa “…. the ideal model for data collection and analysis is one that interweaves them form the beginning”. Ini berarti model ideal dari pengumpulan data dan analisis ialah yang secara bergantian berlangsung semenjak awal.
Kegiatan analisis data akan dilakukan mengacu pada pendapat Rochiati Wiriaatmaja, (2005:135-151) dengan melaksanakan catatan refleksi, yakni pemikiran yang timbul pada ketika mengamati dan merupakan hasil proses membandingkan, mengkaitkan atau menghubungkan data yang ditampilkan dengan data sebelumnya atau dengan teori-teori yang relevan.
G. Rancangan Tindakan
Dalam Perguruan Tinggi Swasta ini, rancangan tindakan yang akan dilakukan ialah training dalam bentuk workshop yang diikuti seluruh guru dan kegiatan bimbingan dalam praktek eksklusif di kelas (khusus dilaksanakan untuk 3 orang guru yang menjadi subyek penelitian). Secara rinci tindakan yang akan dilaksanakan ialah sebagai berikut
1. Mengadakan workshop pengembangan PAKEM yang diikuti seluruh guru SMPN 2 Cikeusik. Kegiatan ini bertujuan: a) Meningkatkan pemahaman Guru SMPN 2 Cikeusik dalam membuatkan PAKEM; b) Meningkatkan keterampilan Guru SMPN 2 Cikeusik dalam membuatkan PAKEM;
2. Membimbing guru untuk membuat persiapan mengajar (RPP) berbasis pendekatan PAKEM. Dalam Perguruan Tinggi Swasta ini difokuskan terhadap 3 orang guru yang menajdi subyek penelitian.
3. Mengamati kegiatan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis pendekatan PAKEM (dalam Perguruan Tinggi Swasta ini difokuskan terhadap 3 orang guru yang menajdi subyek penelitian)
4. Mengadakan refleksi (diskusi antara peneliti/kepsek dengan guru yang diamati) ihwal kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran berbasis pendekatan PAKEM yang telah dilaksanakan dan mencoba membuat formula untuk pelaksanaan siklus berikutnya.
=========================================================