Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
5:39 PM
Edit
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK |
Model Pembelajaran Kooperatif
Salah satu model pembelajaran yang didasarkan pada pandangan kontruktivisme yaitu pembelajaran kooperatif. Menurut Kagan (2000:1), mencar ilmu kooperatif yaitu suatu istilah yang dipakai dalam mekanisme pembelajaran interaktif, dimana siswa mencar ilmu gotong royong dalam kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan banyak sekali masalah. Setiap siswa tidak hanya merampungkan kiprah individunya, tetapi juga berkewajiban membantu kiprah teman kelompoknya, hingga semua anggota kelompok memahami suatu konsep.
======================================
======================================
Menurut Roger, dkk dalam Miftahul Huda (2011:29) pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara social di antara kelompok-kelompok mencar ilmu yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Menurut Anita Lie (2008:12), mendefinisikan pembelajaran kooperatif atau pembelajaran bergotong royong merupakan sistem pembelajaran yang memperlihatkan kesempatan pada siswa untuk berhubungan sesamanya pada dikala mengerjakan kiprah terstruktur.
Sedangkan berdasarkan Eggen dan Kauchak dalam Hasan Fauzi Maufur (2009:129) pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok taktik pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa mencar ilmu bersama dalam kelompok–kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut yaitu untuk memperlihatkan kesempatan kepada semua siswa untuk sanggup terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, kiprah anggota kelompok yaitu mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.
Sementara itu, Johnson & Johnson dalam Kagan (2000:1) mengemukakan pendapat bahwa mencar ilmu kooperatif yaitu taktik mencar ilmu yang memakai kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok dengan siswa dari tingkat kemampuan berbeda, memakai kegiatan mencar ilmu yang bervariasi untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadqap suatu konsep.
Berdasarkan pengertian pembelajaran kooperatif yang dikemukakan para hebat sanggup disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan mencar ilmu mengajar dalam suatu kelompok kecil yang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda, tiap anggota kelompok saling berhubungan dalam merampungkan kiprah untuk mencapai hasil mencar ilmu yang baik
Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
Talking yaitu sebuah kata yang diambil dari bahasa inggris yang berarti berbicara. Talking Stick (tongkat berbicara) yaitu metode yang pada mulanya dipakai oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau memberikan pendapat dalam suatu lembaga (pertemuan antar suku). Talking Stick (tongkat berbicara) telah digunakan selama berabad-abad oleh suku-suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua sudah mendapat giliran berbicara, tongkat itu kemudian dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat.
Talking Stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Menurut Kagan (2000:1), mencar ilmu kooperatif yaitu suatu istilah yang dipakai dalam mekanisme pembelajaran interaktif, dimana siswa mencar ilmu gotong royong dalam kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan banyak sekali masalah. Setiap siswa tidak hanya merampungkan kiprah individunya, tetapi juga berkewajiban membantu kiprah teman kelompoknya, hingga semua anggota kelompok memahami suatu konsep. Sedangkan berdasarkan Johnson & Johnson dalam Kagan (2000:1) model pembelajaran kooperatif yaitu taktik mencar ilmu yang memakai kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok dengan siswa dari tingkat kemampuan berbeda, memakai kegiatan mencar ilmu yang bervariasi untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadqap suatu konsep.
Fujioka dalam jurnal yang berjudul The Talking Stick: An American Indian Tradition in the ESL Classroom mengemukakan bahwa “The Talking Stick was a method used by native Americans, to let everyone speak their mind during a council meeting, a type of tribal meeting. According to the indigenous American's tradition, the Stick was imbued with spiritual qualities, that called up the spirit of their ancestors to guide them in making good decisions. The Stick ensured that all members, who wished to speak, had their ideas heard. All members of the circle were valued equally”.
Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick |
Tujuan Model PembelajaranTalking Stick
Metode Talking Stick termasuk dalam pembelajaran kooperatif alasannya yaitu mempunyai ciri-ciri yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif yaitu:
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk merampungkan materi belajarnya.
2) Kelompok dibuat dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.
4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
Sebagai Model Pembelajaran cooperative, Model Pembelajaran Talking Stick bertujuan meningkatkan cara mencar ilmu siswa menuju mencar ilmu lebih baik, sikap tolong-menolong dalam beberapa sikap sosial. Pembelajaran dengan model Talking Stick bertujuan untuk mendorong penerima didik untuk berani mengemukakan pendapat. Selain itu, Model Pembelajaran Talking Stick sebagai Pembelajaran Cooperative juga bertujuan untuk membuatkan sikap saling menghargai pendapat dan memperlihatkan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan memberikan pendapat mereka secara kelompok (Isjoni 2010:21). Sedangkan berdasarkan Eggen and Kauchak (1996: 279) pembelajaran kooperatif termasuk Model Pembelajaran Talking Stick bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, memberik an kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan mencar ilmu gotong royong siswa yang berbeda latar belakangnya.
Kelebihan pada Model Pembelajaran Talking Stick
Model pembelajaran Talking Stick termasuk salah satu Model Pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan santunan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru sehabis penerima didik mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi peserta didik SD, SMP, dan SMA/SMK. Slain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan membuat suasana yang menyenangkan dan membuat penerima didik aktif.
Adapun beberapa Kelebihan pada Model Pembelajaran Talking Stick diantaranya yaitu :
a. menguji kesiapan penerima didik dalam pembelajaran
b. melatih penerima didik memahami materi dengan cepat
c. memacu biar peserta didik lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran dimulai)
d. Peserta didik berani mengemukakan pendapat
e. Meningkatkan kesediaan memakai wangsit orang lain yang dirasakan lebih baik
Model Pembelajaran ini memperlihatkan pengalaman mencar ilmu yang menyenangkan, meningkatkan motivasi, kepercayaan diri dan life skill yang mana pendekatan tersebut ditu jukan untuk memunculkan emosi dan sikap nyata mencar ilmu dalam proses mencar ilmu mengajar yang berdampak pada peningkatan kecerdasan otak.
Sedangkan kelemahan strategi ini diantaranya membuat senam jantung, membuat penerima didik tegang, ketakutan akan pertanyaan yang akan diberikan oleh guru.
Langkah Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick
Model pembelajaran Talking Stick diawali dengan penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Kemudian dengan santunan Stick (tongkat) yang bergulir peserta didik dituntun untuk merefleksikan atau mengulang kembali materi yang sudah dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan dari guru. Siapa yang memegang tongkat, dialah yang wajib menjawab pertanyaan (talking).
Adapun langkah-langkah penerapan Model Pembelajaran Talking Stick menurut Suyatno (2009:124) yaitu
a. guru menyiapkan sebuah tongkat.
b. guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangan/paketnya.
c. setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, guru mempersilahkan penerima didik untuk menutup bukunya.
d. guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, sehabis itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya hingga sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
e. guru memperlihatkan kesimpulan.
f. evaluasi.
g. penutup.
Bahan Bacaan:
Anita Lie. 2008, Cooperatif Learning, Mempraktikkkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas.(Jakarta:Kencana,
Hasan Fauzi Maufur. 2009. Sejuta Jurus Mengajar Mangasikkan. (Semarang: Sindur Press.
Isjoni, 2010. cooperative Learning, Bandung: Alfabeta
Kimberly Fujioka, “The Talking Stick: An American Indian Tradition in the ESL Classroom”, dalam The Internet TESL Journal Vol. IV No. 9, http://iteslj.org/, diakses 10 Maret 2015.
Miftahul Huda. 2011. Cooperatif Learning, Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan). (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka,