-->

Penelitian Tindakan Kelas Atau Ptk

PENELITIAN TINDAKAN KELAS ATAU PTK
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas atau PTK

Beberapa jago dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)  masing – masing   menawarkan definisi  di antaranya  yang dikemukakan oleh Stephen  Kemmis, ibarat yang dikutip D. Hopkins, dalam bukunya yang berjudul A Teacher’s Guide the Classroom Action Research, Bristol, PA, Open University Press, 1993, halaman 44. menyatakan bahwa action research adalah: … A form of self reflective inquiri undertaken by participants in a social (including educational) situation in order improve the rationality and justice of (a)their own social or educational practices. (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out.

========================================




========================================
Dari pengertian di atas, sanggup dicermati bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang ditujukan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki kelemahan – kelemahan yang masih terjadi dalam proses pembelajran dan untuk mewujudkan tujuan – tujuan dalam proses pembelajaran tersebut. Jika proses inquiri dan perbaikan pembelajran dilakukan  secara terus – menerus, diyakini sepenuhnya bahwa kemampuan professional guru akan terus meningkat sesuai dengan impian banyak pihak

Mc Ciff (1992) dalam bukunya yang berjudul Action Research:  Principles  and Practice memandang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai bentuk penelitian refleksi yang dilakukan guru hasilnya sanggup dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.

Kajian perihal situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya -- telaah, diagnosis perencanaan pelaksanaan, pemantauan, dan imbas -- membuat hubungan yang diharapkan antara penilaian diri dan perkembangan profesional (Elliot,1982:1). Refleksi penelitian tindakan yaitu intervensi skala kecil terhadap tindakan di dunia nyata dan investigasi cermat terhadap imbas intervensi tersebut (Cohen dan Manion, 1980 : 174).

Penelitian tindakan yaitu suatu bentuk diri kolektif yang dilakukan oleh penerima – pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan kebijaksanaan sehat dan keadilan praktek pendidikan dan praktek social mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktek  -  praktek itu dan terhadap situasi tempat  dilakukan praktek – praktek tersebut (Kemmis dan Tagart, 198 :5– 6)
Berdasarkan uraian di atas, kita sanggup menafsirkan pengertian PTK secara lebih luas, secara singkat PTK sanggup di definisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melaksanakan tindakan tertentu supaya sanggup memperbaiki atau meningkatkan praktek – praktek pembelajran di kelas, sehingga kondisi ini, sangat menghambat pencapaian tujuan pembelajran. Karena itu, guru sanggup melaksanakan penelitian tindakan kelas supaya minat  siswa terhadap pembelajaran sanggup ditingkatkan.

Karakteristik  Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Karakteristik tindakan sebagai berikut  (Cohen dan Manion, 1980) :
1)   Situasional, praktik, dan secara pribadi gayut (relevan) dengan situasi nyata dalam dunia kerja. Ia berkenan dengan diagnosis suatu persoalan dalam  kontek tertentu dan perjuangan untuk memecahkan persoalan tersebut.
2)   Subjeknya yaitu di kelas, anggota staf sekolah, dan yang lain penelitiannya terlibat dengan mereka subjek tindakan.
3)   Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah.  Penelitian tindakan juga bersifat empiris dalam hal bahwa ia mengandalkan observasi  nyata dan data perilaku, dan tidak lagi termasuk kajian pihak-pihak panitia yang subjektif atau pendapat orang menurut pengalaman masa  lalu.
4)   Fleksibel dan adaptif, memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dengan mengabaikan pengontrolan alasannya yaitu lebih  menekankan tanggap dan pengujicobaan dan pembaharuan di kawasan kejadian.
5)   Partisipatori alasannya yaitu peneliti atau anggota tim peneliti sendiri ambil penggalan secara langsung  atau tidak pribadi dalam melaksanakan  penelitiannya.
6)   Self – evaluative, yaitu modifikasi secara kontinyu dan dievaluasi dalam situasi yang ada /aktual, tujuan alhasil ialah untuk meningkatkan praktik dalam cara tertentu. Meskipun berusaha secara sistematis, penelitian tindakan secara ilmiah kurang ketat alasannya yaitu ditinjau dari kesahihan instrumen juga agak lemah.

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Semua acara penelitian tindakan mempunyai dua tujuan utama yakni untuk meningkatkan kemampuan yang ada pada subjek tindakan, sekaligus melibatkan subjek yang ditingkatkan kemampuannya tersebut. Penelitian tindakan bertujuan untuk meningkatkan tiga hal, yaitu:
1)   Peningkatan praktek
2)   Peningkatan (atau pengembangan profesionalisme) pemahaman praktek oleh praktisinya;
3)   Peningkatan situasi kawasan pelaksanaan praktek (Grundy dan Kemmis  1982:84 ).
SIFAT  PTK
1)   Penelitian Tindakan kelas mempunyai sifat sebagai berikut:
2)   Permasalahan yang di bahas berbasis  kelas, artinya hal-hal yang terjadi di kelas.
3)   Kolaboratif, artinya ada kebersamaan acara dengan pihak yang diberi tindakan.
4)   Tidak menguji teori, tetapi dilaksanakan menurut teori.
5)   Tidak mengeneralisasikan, hasilnya hanya berlaku bagi subjek tindakan itu.
6)   Tidak ada populasi dan sampel, yang ada hanya subjek tindakan.
7)   Tidak ada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
8)   Dilakukan dalam putaran siklus.    


Prinsip – Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Beberapa prinsip yang dianut dalam Penelitian Tindakan kelas:
1)   Tidak mengganggu komitmen mengajar;
2)   Tidak menuntut waktu tertentu untuk pengamatan secara khusus;
3)   Metode pemecahan persoalan riil.
4)   d. Pemecahan berorientasi pada   pemecahan persoalan guru  kesehariannya;
5)   Pekerjaan guru ialah mengajarkan perlu ada peningkatan, perubahan sesuai dengan   kondisi penerima didik;
6)   Masalah penelitian didasarkan atas tanggungjawab  professional;
7)   Kepedulian yang tinggi atas mekanisme sopan santun pekerjaannya,  diketahui oleh pimpinan, disosialisasikan kepada rekan – rekan, tatakrama penelitian akademik; dan
8)   Permasalahan tidak hanya kelas, tetapi juga meliputi perspektif visi dan misi   sekolah.

Butir Kunci Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1)    Memperbaiki hal-hal yang menjadi penyebab timbulnya permasalahan.
2)    Partisipatori ( tidak bekerja sendiri, ada andil dari pihak-pihak lain);
3)    Berkembang melalui proses refleksi yang bersifat spiral
4)    Kolaboratif, kerjasana dengan subjek tindakan yang dibimbing.
5)    Proses  pembelajaran sistematis alasannya yaitu dirancang dengan cermat.
6)    Membangun teori secara induktif memilih praktek/kegiatan berguru ;
7)    Memerlukan bukti-bukti yang sanggup mengusut gagasan dalam praktek;
8)    Mendeskripsikan apa yang terjadi, melaksanakan analisis, kolaborasi, dan penilaian.
9)    Ada kemungkinan resistensi/penolakan baik dari diri sendiri maupun orang lain yang terkena dampak.

Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1)   Beberapa manfaat dari jenis penelitian iniadalah:
2)   Informasi bagi pembenahan pembelajaran;
3)   Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah; dan
4)   Peningkatan Profesionalisme Guru

Fungsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Fungsi PTK sebagai alat untuk  meningkatkan kualitas pelaksanaan   kerja di sekolah dan ruang kelas, misalnya, penelitian tindakan sanggup mempunyai lima kategori fungsi sebagai (Cohen dan Manion, 1980) :
1)   Alat untuk memecahkan persoalan yang didiagnosis dalam situasi   tertentu;
2)   Alat training dalam jabatan, dengan demikian membekali guru yang bersangkutan serta keterampilan dan metode baru, mempertajam kemampuan analisisnya, dan perubahan;
3)   Alat untuk mengenalkan pendekatan komplemen atau penemuan pada pengajaran dan pembelajaran ke dalam sistem sekolah yang  biasanya menghambat penemuan dan perubahan;
4)   Alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya kurang lancar antara guru lapangan dengan penelitian akademis, dan memperbaiki kegagalan penelitian tradisional dalam menawarkan deskripsi yang jelas; dan
5)   Alat untuk menyediakan alternatif yang lebih baik daripada pendekatan yang lebih subjektif dan impresionistik pada pemecahan persoalan di dalam kelas.
Dari lima kategori di atas, jikalau direduksi fungsi penelitian tindakan tersebut bersama-sama sebagai alat untuk meningkatkan kualitas, dan efisiensi pelaksanaan acara pendidikan.
Selanjutnya Cohen dan Manion, 1980) menyatakan bahwa bidang garapan penelitian tindakan meliputi:
a)   Metode mengajar;
b)   Strategi belajar;
c)   Prosedur evaluasi;
d)   Perubahan sikap dan nilai;
e)   Pengembangan jabatan guru;
f)    Pengelolaan dan pengendalian; dan
g)   administrasi.

Bidang garapan penelitian tindakan lainnya yang juga perlu menerima perhatian  ialah :
1)   Media pembelajaran, baik cetak maupun non cetak, elektronik dan  non elektronik
2)   Lingkungan berguru ( setting );
3)   Materi pembelajaran;
4)   Kurikulum; dan
5)   Model – model pembelajaan.

Kelebihan dan Kekurangan PTK
Penelitian tindakan, ibarat halnya jenis pnelitian lain, mempunyai kelebihan dan kekurangan. Peneliti sanggup mengurangi kekurangannya dan memaksimalkan kelebihannya. Shumsky (1982) telah mencatat kelebihan penelitian tindakan sebagai berikut:
1)   Kerja sama dalam penelitian tindakan mengakibatkan rasa memiliki;
2)   Kerja sama dalam penelitian tindakan mendorong kreativitas dan pemikiran kritis;
3)   Kerja sama meningkatkan kemungkinan untuk berubah; dan
4)    Kerja sama dalam penelitian meningkatkan kesepakatan.

Meskipun mempunyai kelebihan – kelebihan sepeti disebutkan di atas, penelitian tindakan mempunyai beberapa kelemahan, sebagai berikut  :
1)   Berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalamTeknik dasar penelitian tindakan pada pihak peneliti
2)    Berkenaan dengan waktu. Karena itu, penelitian tindakan memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, faktor waktu ini sanggup menjadi hambatan yang besar. Praktisi yang ingin melaksanakan kiprah rutinnya dan untuk melaksanakan penelitian. 

Untuk mengatasi setiap permasalahan yang muncul atau mungkin terjadi dalam proses pembelajaran, guru harus selalu membuat perencanaan terlebih dahulu, gres kemudian pelaksanaan tindakan sebagai implementasi perencanaan tersebut. Pelaksanaan tindakan selalu disertai dengan pengamatan, baik oleh pelaku sendiri maupun oleh observer lain. Dalam hal ini, observer yang dimaksud juga boleh siswa, rekan guru, kepala sekolah, atau orang lain. Namun sebaiknya siswa tidak mengamati lengsung pada guru supaya tidak mengganggu proses berpikirnya, tetapi sanggup memakai angket. Observer dilakukan sebagai upaya pengumpulan data. Observer berperan melihat, mendengar, dan mencatat segala yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung, baik dengan atau tanpa memakai alat bantu pengamatan. Obsever hendaknya tidak menyalahkan tetapi bersifat mendukung. Observer juga bukan menilai tetapi mencatat fakta yang ada. Setelah pembelajaran selesai dan diperoleh hasil pengamatan lengkap mungkin dilakukan diskusi balikan dengan guru yang melaksanakan tindakan.

Pelaksanaan diskusi perihal data yang diperoleh dari hasil pengamatan maupun dari tes dan angket, akan diseleksi, disederhanakan, diorganisasikan secara sistematik dan rasional serta dengan teknik tri-angulasi untuk akan memperoleh suatu kesimpulan secara mantap. Kegiatan tersebut merupakan acara refleksi. Refleksi dilakukan secara bersama –sama  untuk mengetahui hal – hal mana saja yang sudah harus dipertahankan dan hal – hal mana yang masih harus ditingkatkan atau ditinggalkan. Jika acara yang disebut refleksi ini dilakukan dengan benar dengan telah melibatkan semua pihak yang terkait, maka acara pembelajran atau pelaksanaan tindakan kelas akan selalu bermuara pada hasil suatu tindakan yaitu penyusunan perencanaan dan tindakan perbaikan berikutnya.

Pengkajian ibarat membuat perencanaan pembelajaran yang berorientasi pada suatu tujuan melaksanakan perencanaan tersebut yang disertai pengamatan guna memperoleh data perihal pelaksanaan pembelajaran, baik perihal kelebihan maupun kelemahannya, hasilnya dianalisis, dan dikaji secara bersama – sama guna pelaksanaan penyusunan perencanaan tindakan perbaikan. Inilah yang disebut dengan satu siklus dalam PTK.

Perbedaan Antara  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Non PTK
Terdapat beberapa perbedaan antara Penelitian Tindakan Kelas dengan jenis penelitian lainnya, sepertin ditampilkan pada tabel 3 berikut:

Tabel Perbedaan PTK dan NonPTK
Non  PTK
PTK
Dilakukan oleh pihak luar
Dilakukan oleh guru;
Ketat terhadap syarat–syarat formal, ibarat ukuran sampel, populasi harus representative
Fleksibel terhadap ukuran sampel dan populasi
Instrumen dikembangkan sampai valid dan reliabel

Tidak dituntut pengembangan Instrumen ibarat penelitian jenis lain dengan uji validitas dan reliabilitas
Rumusan persoalan hanya satu kalimat tertuju ke hasil

Rumusan persoalan terdiri dari lebih dari satu kalimat, tertuju ke proses dilanjutkan ke hasil
Menggunakan analisis statistik yang lebih rumit
Tidak memakai analisis Statistik yang rumit
Mensyaratkan hipotesis penelitian

Tidak memakai hipotesis penelitian kecuali hipotesis tindakan sanggup memperbaiki proses/praktek
Tidak pribadi memperbaiki
praktek proses pembelajaran
Pembelajaran secara pribadi diperbaiki
Diarahkan pada generalisasi.
Tidak diarahkan pada generalisasi.

Sistematika Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Secara umum, sistematika Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut:
JUDUL PENELITIAN meliputi tiga unsur (what = apa yang ditingkatkan), (who – siapa yang ditingkatkan) dan (how – bagaimana cara meningkatkannya – dengan metode gres yang ibarat apa)
BAB I   PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
B.  Rumusan Masalah
C.  Pemecahan Masalah
D.  Hipotesis Tindakan
E.  Tujuan Penelitian
F.  Manfaat Penelitian
BAB II  KAJIAN PUSTAKA
A.  Kajian teori – mengarah pada what, who dan how dan kaitan antar ketiganya.
B.  Model tindakan
BAB III  METODOLOGI PENELITIAN ATAU METODE PENELITIAN
A.  Setting penelitian – karakteristik subjek tindakan dan kondisi riilnya
B.  Faktor yang diteliti
C.  Rencana Tindakan
D.  Langkah-langkah tindakan
E.  Tahap Observasi dan Evaluasi
F.  Tahap Analisis dan Refleksi
G. Data dan Cara Pengumpulan Data
H.  Indikator Kinerja
I.     Rencana Anggaran  (bila diperlukan)
J.      Jadwal Penelitian
BAB  IV  PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A.  Proses tindakan seluruh siklus
B.  Proses dan langkah tindakan per siklus
C.  Hasil pengamatan proses
D.  Perbedaan hasil post-test dan pre-test   (Kalau ada keistimewaan dalam PTK ini)
BAB V   SIMPULAN DAN SARAN
A.  Simpulan (jawaban per rumusan masalah)
B.  Saran – sejajar dan sesuai dengan kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Minimal 5 buah buku sumber tahun mutakhir
Kutipan internet diperbolehkan tetapi dilarang terlalu banyhak
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
A.  Surat ijin melaksanakan PTK
B.  Surat keterangan sudah melaksanakan
C.  Contoh semua instrumen yang terisi
D.  Contoh foto keaktifan siswa
E.  Contoh cara analisis data

Sumber Bacaan:
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek). Jakarta: Rineka Cipta.
DIKNAS. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Proyek PGSM – DIKTI.
Duran Corebima. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dave Meier, (2002), The Accelerated Learning Handbook, Bandung: Kaifa
Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Buchkingham. Open University Press.
Indrawati (1999), Model-Model Pembelajaran IPA, Bandung; PPPG IPA
FX. Muhadi, E. Catur Rismiati (2003), Metode Pembelajaran Ekonomi, Jakarta; direktorat PLP
Mel Siberman,  (2002), Active Learning, Yogyakarta; YAPPENDIS.
Sunendar Tatang, (2011) , penelitian tindakan kelas, LPMP Jabar (makalah).
Tim Dosen UPI ( 2011 )  Lesson study, UPI Bandung

==============================================





Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel