Jumlah Rakaat Dan Manfaat Shalat Tarawih
11:45 PM
Edit
Shalat tarawih ialah shalat malam yang dikerjakan hanya pada bulan Ramadhan, sholat ini boleh dikerjakan sendiri atau berjama’ah. Waktu shalat tarawih boleh dikerjakan di awal malam atau dipertengahan maupun di akhirnya, baik sebelum tidur maupun sehabis tidur. Tegasnya, shalat tarawih ialah shalat malam di bulan Ramadhan.
Shalat Tarawih hukumnya ialah sunnah muakkad. Mengenai bilangan rakaatnya, Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya shalat malam tidak mempunyai batasan jumlah raka’at tertentu. Shalat malam ialah shalat sunnah yang dianjurkan. Siapa saja boleh mengerjakan sedikit raka’at. Siapa yang mau juga boleh mengerjakan dengan jumlah raka’at yang banyak.” (At Tamhid, 21/70).
Sedangkan Rasulullah SAW bersabda : “Shalat malam ialah dua rakaat dua rakaat“. (HR. Bukhari no. 990 dan Muslim no. 749)
Dari Aisyah bahwa Rasulullah s.a.w. pada suatu malam (di bulan Ramadhan) mendirikan sholat, kemudian tiba orang-orang pada berikutnya (ingin sholat bersama beliau). Kemudian datanglah malah ketiga atau keempat dan orang-orang pun sudah berdatangan, namun dia tidak keluar. Saat pagi tiba dia bersabda:”Aku telah melihat yang kalian lakukan, dan saya tidak keluar alasannya ialah saya takut sholat itu nantinya diwajibkan kepada kalian”. (H.R. Muslim).
Dari Abdurrahman bin al-Qari berkata” suatu malam di bulan Ramadhan saya berjalan bersama Umar bin Khattab melihat-lihat masjid, kemudian dia melihat orang-orang berbeda-beda dalam mendirikan sholat (sunnah), sebagian sholat sendiri, sebagian sholat bersama kelompok kecil. Lalu Umar berkata: “Aku melihat seandainya mereka dikumpulkan di belakang satu qari (pembaca Qur’an) tentu lebih baik. Lalu dia menganjurkan supaya semua sholat di belakang Ubay bin Ka’ab. Kemudian saya keluar bersama Umar pada malam lain dan orang-orang sudah sholat berjamaah di belakang imam satu, kemudian Umar berkata:”Inilah sebaik-baik bid’ah, dan sholat yang mereka tinggalkan untuk tidur tetap lebih baik dibandingkan dengan sholat yang mereka dirikan” (maksudnya sholat malam di final malam lebih utama dibandingkan dengan sholat di awal waktunya). R. Bukhari dan Muslim.
Hadist di atas merupakan salah satu dalil sholat tarawih. Tarawih merupakan kata plural dari raahah yang artinya istirahat. Konon disebut sholat tarawih alasannya ialah pada ketika umat Islam melaksanakan sholat tersebut secara berjamaah, mereka malakukan istirahat setiap dua kali salam. Sholat tarawih hukumnya sunnah muakkadah pada malam bulan suci Ramadhan.
Rakaat Sholat Tarawih
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Semua jumlah raka’at di atas (dengan 11, 23 raka’at (plus witir) atau lebih dari itu, -pen) boleh dilakukan. Melaksanakan shalat malam di bulan Ramadhan dengan banyak sekali macam cara tadi itu sangat bagus. Dan memang lebih utama ialah melaksanakan shalat malam sesuai dengan kondisi para jama’ah. Kalau jama’ah kemungkinan bahagia dengan raka’at-raka’at yang panjang, maka lebih manis melaksanakan shalat malam dengan 8 raka’at ditambah dengan witir 3 raka’at, sebagaimana hal ini dipraktekkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri di bulan Ramdhan dan bulan lainnya. Dalam kondisi ibarat itu, demikianlah yang terbaik. Namun apabila para jama’ah tidak bisa melaksanakan raka’at-raka’at yang panjang, maka melaksanakan shalat malam dengan 20 raka’at itulah yang lebih utama. Seperti inilah yang banyak dipraktekkan oleh banyak ulama. Shalat malam dengan 20 raka’at ialah jalan pertengahan antara jumlah raka’at shalat malam yang sepuluh dan yang empat puluh.
Ada juga pendapat yang menyampaikan bahwa pelaksanaan sholat tarawih ialah mengacu pada sholat malam Rasulullah. Pendapat ini diikuti beberapa ulama mutaakhiriin (Ulama Kurun Terakhir). Jumlah rakaat shalat malam yang dilakukan Rasulullah ialah sebagai berikut :
1. 11 rakaat terdiri dari 4 rokaat x 2 + 3 rakaat witir. Ini sesuai dengan hadist A’isyah yang diriwayatkan Bukhari.
2. 11 rakaat terdiri dari 4 rokaat x 2 + 2 rakaat witir + 1 witir. Ini sesuai dengan hadist Ai’syah riwayat Muslim.
3. 11 rakaat terdiri dari 2 rokaat x 4 & 2 rakaat witir + 1 witir. Ini juga diriwayatkan oleh Muslim.
4. Ada juga riwayat Ibnu Hibban yang menyampaikan 8 rakaat + witir.
5. Ada juga riwayat yang menyampaikan 13 rakaat termasuk witir.
Imam Malik dalam Muwatta’ meriwayatkan 11 rakaat. Riwayat lain menyampaikan setiap rakaat membaca 200 ayat sehingga para sobat ada yang berpegangan tongkat alasannya ialah panjangnya sholat. Riwayat Muhamad Yusuf menyampaikan 13 rakaat. Riwayat Saib bib Yazid menyampaikan 20 rakaat. Riwayat lain dari Abu Yusuf mengarakan 21 rakaat. Yazin bin Ruman mengatakan:”Orang-orang mendirikan sholat pada zaman Umar sebanyak 23 rakaat. Riwayat Dawud bin Qais mengatakan: Aku melihat orang-orang pada masa Aban dan Utsman dan Umar bin Adbul Aziz melaksanakan sholat tarawih sebanyak 36 rakaat dan melaksanakan witir 3 rakaat. Inilah yang menjadi salah satu pendapat imam Malik. Riwayat dari Syafi’I mengatakan:”Aku melihat orang-orang sholat Tarawih di Madina sebanyak 39 rakaat dan di Makkah 23 rakaat. Tirmidzi menyampaikan bahwa riayat paling banyak perihal rakaat tarawih ialah 41 rakaat termasuk witir.
Pendapat Empat Madzhab:
Madzhab Maliki, Syafi’I dan Hanbali melaksanakan shoalt Tarawih dengan 20 rakaat. Imam Nawawi dalam al-Majmu’ menjelaskan bahwa landasan yang dipakai ialah riwayat sahih dari Saib bin Yazid yang menyampaikan bahwa sholat Tarawih pada zaman Umar r.a. dilaksanakan 20 rakaat. Madzhab Maliki melaksanakan sebanyak 39 rakaat sesuai riwayat andal Madinah. Sebagaimana diketahui madzhab Maliki menganggap tindakan andal Madinah merupakan dalil yang bisa dijadikan landasan.
Pelaksanaan sholat tarawih di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi ketika ini tetap mengacu kepada pendapat madzhab resmi pemerintah Saudi Arabia, yaitu Hanbali dengan pelaksanaan sebanyak 20 rakaat. Namun pada malam ke-20 Ramadhan hingga final bulan, di kedua masjid agung tersebut juga dilaksanakan sholatqiyamullail sebanyak 10 rakaat dimulai sekitar pukul 12 malam hingga menjelang sahur. Dengan jumlah solatnya sebanyak 30 rakaat plus 3 rakaat witir. Pelaksanaan sholat qiyamullail ini tidak jauh berbeda dengan tarawih, hanya ayat yang dibaca lebih panjang sehingga masa sholat juga lebih lama.
Cara mengerjakan shalat Tarawih :
Shalat Tarawih ini dikerjakan ibarat shalat biasa lainnya baik mengenai bacaannya maupun gerakan-gerakannya dan pada setiap dua rakaatnya ditutup dengan salam. Setelah selesai shalat Tarawih kemudian diteruskan shalat Witir, sekurang-kurangnya satu rakaat tetapi pada umumnya dikerjakan tiga rakaat dengan dua salam atau satu salam.
Adapun surat yang dibaca sehabis Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat boleh surat apa saja yang dikehendaki, tetapi di utamakan pada setiap rakaat yang kedua sehabis membaca surat Al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlash.
Bacaan niat shalat Tarawih :
Artinya :
“Aku niat Shalat Tarawih dua rakaat (jadi imam/ma’mum) alasannya ialah Allah Ta’ala“
Manfaat dan Keutamaan Shalat Tarawih :
Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW dan diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib yang dikutip dari kitab Durratun Nasihin, berikut ini ialah keutamaan dan nasihat shalat Tarawih :
Malam ke 01 : Siapa yang shalat Tarawih pada malam pertama dihapus dosa seorang Mu’min ibarat ketika ia di lahirkan.
Malam ke 02 : Shalat Tarawih pada malam kedua di ampuni dosa dirinya dan kedua orang tuanya, kalau keduanya Mu’min.
Malam ke 03 : Malaikat berseru dari ‘Arsy ” Telah diangkat amal dan dosanya yang telah kemudian dan di ampuni oleh Allah SWT.
Malam ke 04 : Baginya menerima pahala, ibarat pahala membaca Kitab Taurat, Zabur, Alkitab dan AlQur-an.
Malam ke 05 : Allah SWT memberinya pahala ibarat pahala Sholat di Masjidil Haram, Masjid Madinah dan Masjid Aqsho.
Malam ke 06 : Allah SWT memberinya pahala Thawaf di Baitul Makmur dan di mintakan ampun baginya oleh setiap kerikil benda.
Malam ke 07 : Seumpama pahala yang di peroleh nabi Musa A.S dan penolong dari kejahatan Fir’aun dan Hamman.
Malam ke 08 : Allah SWT memberikannya pahala ibarat pahala apa yang diberikan kepada Nabi Ibrohim AS.
Malam ke 09 : Seumpama pahala Ibadah nabi Muhammad SAW.
Malam ke 10 : Allah SWT memberinya Rizki dan kebaikan di dunia dan akhirat.
Malam ke 11 : Apabila Ia meninggal dunia, ibarat dilahirkan dari Ibunya.
Malam ke 12 : Ia tiba pada hari final zaman kelak dengan wajah berseri-seri ibarat bulan purnama.
Malam ke 13 : Ia tiba pada hari kiamat, selamat dari kejahatan (kejelekan).
Malam ke 14 : Malaikat pada menyaksikan bahwa sesungguhnya orang tersebut telah Sholat Tarawih maka pada hari final zaman kelak Allah SWT tidak akan menghisabnya.
Malam ke 15 : Para malaikat bersholawat kepadanya dan menjaga di ‘Arsy dan kursi.
Malam ke 16 : Allah SWT mencatat baginya akan di bebaskan dari api neraka dan masuk surga.
Malam ke 17 : Diberikannya pahala ibarat pahala para nabi.
Malam ke 18 : Satu Malaikat berseru : ” Hai Hamba Allah sebenarnya Allah SWT telah meridhoi kau dan ke dua orang tuamu.
Malam ke 19 : Allah SWT akan mengangkat ke nirwana firdaus.
Malam ke 20 : Allah SWT memperlihatkan pahala para Syuhada dan orang-orang Sholeh.
Malam ke 21 : Allah SWT berbagi baginya sebuah istana di nirwana dari cahaya.
Malam ke 22 : Pada hari final zaman nanti, selamat dari kesulitan dan kesusahan.
Malam ke 23 : Allah SWT membangunkan baginya sebuah kota di surga. Malam ke 24 : Dua puluh empat (24) permintaanya di kabulkan oleh Allah SWT.
Malam ke 25 : Allah SWT mengangkatnya dari siksaan kubur.
Malam ke 26 : Allah SWT mengangkatnya baginya pahala empat puluh tahun (40 thn).
Malam ke 27 : Ia akan melewti jembatan Shirotul Mustaqim pada hari final zaman kelak ibarat kilat menyambar.
Malam ke 28 : Allah SWT mengangkat baginya seribu (1000) derajat di surga.
Malam ke 29 : Allah SWT memperlihatkan pahala seribu (1000) haji yang makbul.
Malam ke 30 : Allah SWT berfirman : Hai Hambaku, makanlah buah-buahan di dalam nirwana dan mandilah engkau dengan air Salsabil dan minumlah dari telaga kautsar, Aku tuhanmu dan engkau hamba-Ku.
Semoga dibulan puasa Ramadhan yang penuh berkah ini, kita bisa melaksanakan shalat Tarawih dengan tepat hingga final ramadhan. Salam dan selamat membaca tata cara shalat Tarawih.