-->

Jurnal Dikbud Vol 19 Th 2013: Kekerabatan Antara Persepsi, Minat, Dan Perilaku Siswa Dengan Hasil Berguru Siswa Dalam Pembelajaran Pkn


HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI, MINAT DAN SIKAP SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN
(diterbitkan pada JURNAL DIKBUD vol 19 Tahun 2013)

RELATIONSHIP BETWEEN PERCEPTION, ATTITUDES AND INTERESTS OF STUDENTS WITH STUDENT LEARNING OUTCOMES IN LEARNING CIVICS

Oleh:
Aina Mulyana (SMPN 3 Saketi, Pandeglang)
Sholeh Hidayat dan Sholih (UNTIRTA Serang)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hubungan antara persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media pembelajaran, minat dan sikap siswa dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn. Yang menjadi populasi yaitu siswa kelas IX SMPN di Kab. Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus RSSN. Jumlah sampel sebanyak 274 orang yang dipilih secara acak. Instrumen yang dipergunakan yaitu angket dan tes hasil belajar. Analisis data menggunakan  teknik analisis hubungan model regresi dengan pengujian signifikansi t test statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media pembelajaran dengan hasil berguru siswa (r=0.669)Kedua, terdapat hubungan yang signifikan antara minat siswa terhadap pembelajaran dengan  hasil berguru siswa (r=0.789). Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa dengan  hasil berguru siswa (r= 0.850). Keempat, terdapat hubungan hubungan yang signifikan antara persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media pembelajaran, minat dan sikap siswa secara bahu-membahu dengan hasil belajar siswa (r= 0,870).
Kata Kunci: Persepsi, Minat,  Sikap,  dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn

ABSTRACT
This study is aimed to describe the relationship between student perceptions of the effectiveness instructional media, interests and attitudes of students with learning outcomes in Civics at Junior High School students in Pandeglang District as the School Pilot National Standards (RSSN).  The instrument used questionnaire and test. Data analysis using regression correlation. The results showed that : First, there is a significant relationship between students' perceptions about the effectiveness of the use of instructional media with learning outcomes (r = 0.669). Second, there is a significant relationship between students' interest towards learning with learning outcomes (r = 0789). Third, there is a significant relationship between students' attitudes to learning outcomes (r = 0.850). Fourth, there is a significant relationship between student perceptions of the effectiveness to instructional media, interests and attitudes of the students together with learning outcomes (r = 0.870).
Keywords:   Perceptions, Interests, Attitudes, and Student Learning Outcomes in Learning Civics Education.

A.     Pendahuluan
1.     Latar Belakang
Salah satu kebijakan dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2010-2014 di bidang penyediaan dan pemerataan kanal yaitu peningkatan mutu pendidikan dasar (Direktorat Pembinaan SMP, 2010:147). Untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah telah melaksanakan banyak sekali upaya di antaranya: peningkatan dana BOS, penyediaan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk bidang pendidikan, acara blockgrant, workshop dan banyak sekali kegiatan lainnya.
Melalui acara BOS yang diluncurkan semenjak tahun 2005, pemerintah telah menetapkan semoga setiap sekolah mengalokasi sebagian dana BOS untuk pengadaan buku atau yang dikenal dengan BOS Buku. Hal ini dimaksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran semoga sanggup berjalan efektif  dan efisien.
Berkaitan dengan Alokasi Dana Khusus (DAK), semenjak tahun 2010 pemerintah sentra telah menawarkan DAK bidang pendidikan yang peruntukkannya diarahkan pada peningkatan mutu pendidikan dan rehabilitasi ruang kelas, laboratorium dan perpustakaan (Permendiknas No: 5 Tahun 2010). Khusus di wilayah Kabupaten Pandeglang,  DAK dipakai untuk pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas, pembangunan ruang laboratorium IPA dan perlengkapannya, pembangunan ruang perpustakaan, pengadaaan buku perpustakaan, pengadaaan laboratorium bahasa dan perlengkannya, pengadaaan alat peraga IPS/PKn, Matematika, Bahasa Indonesia, alat-alat olah raga, TIK dan alat-alat kesenian.
Selain DAK, untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas semenjak tahun 2005 pemerintah telah menawarkan blockgrant untuk pembangunan ruang kelas baru, ruang laboratorium IPA dan bahasa dengan perlengkapannya, pemberian TIK yang pelaksanaannya dilakukan secara swakelola dengan melibatkan masyarakat (Direktorat Pembinaan SMP, 2010:147).
Tidak hanya di bidang sarana dan prasarana, berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik dalam pembelajaran telah dilakukan antara lain melalui acara blockgrant Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN), program Beasiswa S1, kegiatan pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) melalui LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) dan berbagai kegiatan workhsop/pelatihan; menyerupai workshop KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), training model pembelajaran, training menciptakan alat peraga, training pengembangan silabus, dan training menciptakan materi standar. Untuk sekolah-sekolah yang kurang terlayani, dilakukan pemberian pemberian khusus dalam rangka peningkatan kegiatan pembelajaran menyerupai Program Subsidi Pelaksanaan KTSP yang diberikan  pribadi ke sekolah melalui rekening sekolah. Bahkan di beberapa kawasan termasuk Kabupaten Pandeglang, acara peningkatan kualitas tenaga pendidikan telah dibantu oleh pihak luar negeri menyerupai Jepang melalui acara Regional Education Development and Improvement  Program - Japan International Cooperation Agency (REDIP JICA) dan negara-negara yang tergabung dalam UNICEF (United Nations Childern’s Fund) melalui Program Mainstraming Good Practices in Basic Education – (MGP-BE).
Program blockgrant pengembangan Sekolah Menengah Pertama Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) merupakan program terpadu yang mengkaitkan antara kebijakan (BSNP), pelaksana kebijakan (sekolah sasaran rintisan), pendampingan dan pengembangan konsep implementasi (Direktorat Pembinaan SMP), dukungan dan pembinaan dari Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta supervisi dan penilaian yang melibatkan Direktorat Pembinaan SMP, Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Program ini bertujuan untuk memudahkan bagi sekolah maupun masyarakat pada umumnya dalam memahami bagaimana wujud sekolah yang telah memenuhi SNP. RSSN dimaksud untuk menawarkan contoh nyata, berupa keberadaan Sekolah Standar Nasional. Dengan adanya Sekolah Standar Nasional, masyarakat sanggup memperoleh citra positif perihal penyelenggaraan pendidikan yang mengacu pada Sekolah Standar Nasional.
Dalam rangka merefleksi banyak sekali acara yang telah dilaksanakan pemerintah terutama progam pemberian (blockgrant) Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN), penulis mencoba mengadakan penelitian untuk mengetahui kualitas proses dan hasil pembelajaran pada sekolah-sekolah yang berstatus RSSN. Sesuai bidang kajian penulis, penelitian ini difokuskan terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di wilayah Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus sebagai RSSN.
Dalam kegiatan penelitian ini, mengingat keterbatasan peneliti hanya empat variabel yang akan diteliti yakni kompetensi guru PKn dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang dilihat dari persepktif siswa (persepsi siswa), minat dan sikap siswa terhadap pembelajaran PKn, serta hasil berguru siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn.

2.  Perumusan Masalah
Rumusan problem dalan penelitian ini adalah: 1) Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media pembelajaran dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus RSSN? 2) Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara minat siswa terhadap pembelajaran dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus RSSN? 3) Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap pembelajaran dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus RSSN? 4) Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media pembelajaran, minat dan sikap siswa terhadap pembelajaran secara bahu-membahu dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus RSSN?

3.  Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan problem di atas, tujuan  penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara: a) persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media pembelajaran (X1) dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn (Y);  b) minat siswa terhadap pembelajaran (X2) dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn (Y); c) sikap siswa terhadap pembelajaran (X3) dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn (Y); d) persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media pembelajaran, minat dan sikap siswa terhadap pembelajaran secara bahu-membahu (X1, X2, X3) dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn (Y) pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus RSSN .

B. Kajian Literatur
1. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laris atau penampilan ke arah yang lebih matang. Menurut Hamalik (1994), tingkah laris insan terdiri dari sejumlah aspek, yakni pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau akal pekerti dan sikap. Hasil berguru akan tampak pada setiap perubahan pada setiap  aspek-aspek tersebut.
Surakhmad (1982) menyatakan bahwa keberhasilan dalam berguru yang dilakukan oleh siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian, atau tes. Pendapat tersebut bergotong-royong kurang sempurna lantaran hasil berguru ideal meliputi segenap aspek psikologis yang berubah sebagai akhir dari pengalaman dan proses berguru siswa (Syah, 2005).

Bloom (1981) mengelompokkan perubahan tingkah laris sebagai hasil berguru dalam tiga ranah yakni, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif meliputi (1) knowledge, (2) comprehension , (3) application, (4) analysis, (5) synthesis, (6) evaluation. Ketiga kemampuan pertama, yaitu pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, digolongkan sebagai tingkat kognitif rendah (Lower Order Thinking Skills), selanjutnya ketiga ketiga kemampuan lainnya yaitu, analisis, sintesis dan penilaian disebut sebagai tingkat kognitif tinggi (Higher Order Thinking Skill). Ranah afektif meliputi; (1) recieving, (2) responding, (3) valuing, (4) organizations, dan  (5) characterizations.  Sedangkan Ranah psikomotor meliputi: (1) Imitation, berupa kegiatan memalsukan tindakan dari yang ditunjukkan orang lain: mengamati dan mereplikasi (2) Manipulation, mereproduksi acara dari instruktur atau ingatannya (3) Precision, melakukan keterampilan tanpa pemberian orang lain (4) Articulation, mengadaptasi dan mengintegrasikan kealian (5) Naturalization, melakukan acara secara terkait dengan tingkat keterampilan yang telah dimiliki

Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Slameto (2010) dan Sudjana (2010)  menyatakan bahwa faktor-faktor yang mensugesti hasil berguru banyak jenisnya, tetapi sanggup digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu tau siswa itu sendiri menyerupai minat, sikap maupun motivasi, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, menyerupai faktor guru, faktor media pembelajaran yang digunakan, dan sebagainya.


2.  Persepsi Siswa Tentang Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran
Media pembelajaran berdasarkan Arsyad (2011) yaitu alat untuk memberikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat AECT (Association of Education and Communication Technology, 1977) yang memberi batasan perihal media sebagai segala bentuk dan saluran yang dipakai untuk memberikan pesan atau informasi.
Persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media pembelajaran yaitu penilaian, jawaban atau kesimpulan yang diberikan siswa terhadap media pembalajaran yang dipakai guru dalam proses pembelajaran dilihat dari kesesuaian dengan kriteria pemilihan dan  penggunaan media. Hal ini sejalan dengan makna persepsi sebagai proses individu dalam menginterprestasikan, mengorganisasikan dan memberi makna terhadap stimulus yang berasal dari lingkungan di mana individu itu berada yang merupakan hasil dari proses berguru dan pengalaman (Asrori, 2009).
Sejalan dengan hal itu, Rahmat (1990) mendefiniskan persepsi sebagai: “pengalaman perihal objek, insiden atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”. Sedangkan Irwanto (1991) persepsi yaitu proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) hingga rangsang itu disadari dan dimengerti.
Adapun yang menjadi kriteria dalam pemilihan media, sebagaimana dikemukakan Arsyad (2011) dan Warsita (2008) meliputi: a) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; b) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi; c) Praktis, luwes dan bertahan; d) Guru terampil menggunakannya; e) Pengelompokkan sasaran dan f) Mutu teknis.
Susilana (2009) yang mengartikan media dalam arti yang lebih luas yakni sebagai sumber berguru mengemukakan beberapa kriteria dalam pemilihan dan penggunaan media. Adapun yang menjadi kriteria dalam pemilihan media adalah: 1) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran; 2) Dukungan terhadap isi materi pmbelajaran; 3) Kemudahan memperoleh sumber berguru atau media yang akan digunakan; 4) Keterampilan guru dalam menggunakannya; 5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, dan 6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
Sedangkan kriteria dalam penggunaan media mencakup: 1) Media atau sumber berguru yang dipakai sanggup meningkatkan kemampuan siswa; 2) Media atau sumber berguru yang dipakai cukup memadai dengan memanfaatkan sumber berguru secara efektif; 3) Isi dari media atau sumber berguru yang dipakai memenuhi syarat untuk menjelaskan materi yang akan disampaikan; 4) Media atau sumber berguru yang dipakai bisa menarik perhatian siswa;5) Media atau sumber berguru yang dipakai bisa menjelaskan materi secara detail; 6) Media atau sumber berguru yang dipakai telah memuat seluruh informasi yang akan disampaikan.
Dalam mengembangkan  media pembelajaran, seorang guru harus sanggup menyesuaikan antara media yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh lantaran itu, guru harus menguasai beberapa jenis media pembelajaran semoga proses pembelajaran berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai sanggup terwujud. Tingkat pemahaman guru yang tinggi akan pentingnya pemilihan media yang sempurna dalam proses pembelajaran di kelas diharapkan sanggup menawarkan bantuan bagi peningkatan hasil berguru siswa.          

3.  Minat Siswa Terhadap Pembelajaran
Sardiman (2011) mengemukakan bahwa minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat sesuatu  ciri atau arti yang mempunyai hubungan dengan  keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Oleh lantaran itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini memperlihatkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (bisanya disertai dengan perasaan senang), lantaran merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.
Sejalan dengan pendapat di atas, Shalahudin (1990) menyatakan minat sebagai perhatian yang  mengandung  unsur-unsur perasaan. Pernyataan Shalahudin di atas menawarkan pengertian bahwa minat berkaitan dengan rasa bahagia atau tidak senang. Itulah sebabnya minat sangat memilih sikap  yang  menyebabkan  seseorang  aktif  dalam  suatu pekerjaan atau situasi, atau dengan kata lain minat sanggup menjadi alasannya atau faktor motivasi dari suatu kegiatan.
Syah (2005) mengemukakan minat sebagai: “kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau impian yang besar terhadap sesuatu”. Hal ini sejalan dengan pendapat Sabri (1995) yang menyatakan bahwa minat diartikan sebagai kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Dalam konteks ini,  minat erat  kaitannya  dengan  perasaan  bahagia atau terjadi lantaran sikap bahagia kepada sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuatu berarti orang tersebut bersikap bahagia kepada sesuatu.
 Berdasarkan pada beberapa pendapat di atas, sanggup disimpulkan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran PKn yaitu suatu kondisi yang memperlihatkan andanya ketertarikan siswa terhadap pembelajaran PKn yang kemudian mendorong siswa tersebut untuk mempelajari dan menekuni pembelajaran tersebut.
Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja sanggup mensugesti tingkah laris siswa, melainkan juga sanggup mendorong siswa untuk melaksanakan dan memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang dikatakan oleh Nasution (1998) bahwa pembelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Siswa yang malas dalam belajar, sering bolos, dan memperoleh nilai yang kurang baik salah satunya disebabkan lantaran tidak adanya minat terhadap pembelajaran tersebut.

4.  Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran
Sikap merupakan salah satu istilah yang sering dipakai dalam mengkaji atau membahas tingkah laris insan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap yang ada pada seseorang akan membawa warna dan corak pada tindakan, baik mendapatkan maupun menolak dalam menanggapi sesuatu hal yang ada diluar dirinya. Melalui pengetahuan perihal sikap akan sanggup menduga tindakan yang akan diambil seseorang terhadap sesuatu yang dihadapinya. Meneliti sikap akan membantu  untuk mengerti tingkah laris seseorang.
Menurut   Ahmadi (2007),   sikap   adalah   kesiapan merespon yang bersifat positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten. Pendapat ini menawarkan citra bahwa sikap merupakan reaksi mengenai objek atau situasi yang relatif stagnan yang disertai  dengan adanya  perasaan tertentu dan  memberi dasar   pada   orang   tersebut untuk   membuat   respon atau sikap dengan cara tertentu yang dipilihnya. Sedangkan berdasarkan Secord dan Backman dalam Azwar (2005) bahwa  sikap yaitu keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran  (kognisi) dan   predisposisi  tindakan  (konasi) seseorang terhadap  satu aspek dilingkungan sekitarnya.
Sikap (attitude) berdasarkan Purwanto (2000) merupakan suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang  dihadapinya. Dalam hal ini, sikap merupakan penentuan penting dalam tingkah laris insan untuk bereaksi. Oleh lantaran itu, orang yang mempunyai sikap positif terhadap suatu objek atau situasi tertentu ia akan memperlihatkan kesukaaan atau kesenangan (like), sebaliknya orang yang mempunyai sikap negatif ia akan memperlihatkan ketidaksukaan atau ketidaksenangan (dislike). 
Sementara itu berdasarkan D. Krech dan RS. Crutchfield yang dikutip oleh Ahmadi (2007) sikap yaitu organisasi yang tetap dari proses motivasi, persepsi atau pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan individu. Pendapat ini mempertegas hubungan antara sikap dengan motivasi maupun persepsi. Hubungan ini sanggup berlangsung dua arah atau saling mempengaruhi. Sikap sanggup dipengaruhi oleh motivasi dan persepsi seseorang terhadap suatu objek atau keadaan tertentu atau sebaliknya motivasi dan persepsi seseorang dipengaruhi oleh sikap seseorang terhadap suatu objek atau keadaan tertentu.
Berdasarkan pendapat di atas sanggup disimpulkan bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran PKn  yaitu keadaan dalam diri siswa baik berupa perasaan, pikiran dan tingkah laris untuk  bertindak  atau menawarkan reaksi terhadap pembelajaran PKn. Keadaan tersebut terbentuk atas dasar pengetahuan, perasaaan dan pengalaman yang dimilikinya. Sebagai aspek kejiwaan, sikap merupakan aspek yang mempunyai arti penting dalam tingkah laris sehari-hari. Sikap yang dimiliki siswa akan membawa warna dan corak terhadap tindakannya, baik mendapatkan atau menolak dalam menanggapi sesuatu yang ada di luar dirinya.

5.     Hubungan antara Persepsi perihal Efektivitas Penggunaan Media, Minat dan Sikap dengan Hasil Belajar Siswa

Persepsi siswa terhadap kompetensi guru, minat dan sikap siswa terhadap pembelajaran yang sedang dipelajari besar lengan berkuasa pada hasil belajar. Bila siswa mempunyai persepsi yang baik (positif) serta minat yang tinggi dan sikap yang positif terhadap pembelajaran, maka dalam dirinya akan timbul impian atau motivasi untuk berprestasi. Tumbuhnya motivasi berprestasi pada mata pelajaran yang dipelajarinya akan meningkatkan hasil berguru siswa. Oleh lantaran itu, persepsi siswa terhadap kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran, minat dan sikap siswa terhadap pembelajaran harus terus ditingkatkan semoga siswa sanggup berprestasi dengan baik yang pada kesannya akan berdampak kepada adanya suatu perubahan dalam diri siswa baik mengenai cara berpikir, bertindak atau berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil penelitian Mamat Rahmat (2012) perihal “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Motivasi Berprestasi Dengan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan” menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang postif antara persepsi siswa perihal keterampilan guru dalam mengajar dengan hasil berguru siswa. Hal ini berarti persepsi merupakan salah satu faktor yang mensugesti hasil berguru siswa.
Selain persepsi, minat juga mensugesti hasil belajar. Penelitian perihal minat dan hasil berguru siswa telah dilakukan R. Rachmat Gunawan pada tahun 2012 dengan judul: “Hubungan Antara Minat dan Cara Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa”. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: (1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Minat dengan Hasil Belajar Siswa dengan nilai hubungan 0,3803 tergolong rendah, (2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara cara berguru dengan hasil berguru Siswa dengan nilai hubungan 0,3865 tergolong rendah dan (3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat dan cara belajar  secara bahu-membahu dengan hasil berguru Siswa dengan nilai hubungan 0,4196 tergolong cukup kuat.
Selain itu, Dina Siti Logayah tahun 2010 yang meneliti persepsi siswa yang berkaitan dengan kompetensi guru dan minat berguru siswa dan hubungannya dengan keterampilan siswa dengan judul penelitian: “Hubungan antara persepsi kompetensi profesionalisme guru dan minat berguru dengan keterampilan geografis (Geographic Skills) di Sekolah Menengan Atas Kota Bandung” menyimpulkan bahwa: (1) terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa perihal kompetensi profesionalisme guru (X1) dengan keterampilan geografis (Y), besar hubungan ditunjukkan dengan angka koefisien hubungan sebesar 0,429 dan kekuatan hubungan ditunjukkan dengan bentuk regresi; (2) Terdapat hubungan yang signifikan antara minat berguru (X2) dengan keterampilan geografis (Y), besar hubungan ditunjukkan dengan angka koefisien hubungan sebesar 0,417 dan kekuatan hubungan ditunjukkan dengan bentuk regresi; (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa perihal kompetensi profesionalisme guru (X1) dan minat berguru (X2) dengan keterampilan geogarfis (Y), yang ditunjukkan dengan angka koefisien korekasi sebesar 0,479.
Berdasarkan  hasil penelitian tersebut di atas sanggup disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media pembelajaran, minat dan sikap siswa terhadap pembelajaran dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran baik secara parsial maupun secara bersama-sama.

C. Metode Penelitian
Penelitian ini didesain sebagai penelitian deskriptif korelasional. Deskriptif lantaran berusaha memperoleh informasi berkenaan dengan fenomena  yang diamati ketika ini (Sukmadinata, 2011). Sebagai penelitian korelasional, penelitian ini berupaya menjelaskan ada tidaknya hubungan di antara variabel-variabel penelitian berdasarkan besar kecilnya koefisiensi hubungan (Ary, Jacobs & Razavieh, 1985). Teknik pengumpulan data memakai teknik survei dengan melalui penyebaran angket (kuesioner) dan tes hasil belajar. Untuk efektivitas pelaksanaannya, penyebaran angket dan kuesioner dilakukan dengan cara dikirim pribadi ke sekolah yang dijadikan sampel penelitian. Angket atau kuesioner dipakai untuk mengetahui persepsi siswa perihal media yang dipakai guru, sikap dan minat siswa terhadap pembelajaran PKn.  Sedangkan tes dipakai untuk mengukur hasil berguru siswa pada mata pelajaran PKn.
Kegiatan penelitian dilakukan pada siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri di wilayah  Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus sebagai Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN). Pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli 2012 hingga dengan Januari 2013.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian yaitu seluruh siswa kelas IX pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di lingkungan Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 bersatus sebagai Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN), yakni SMPN 1 Pulosari, SMPN 1 Labuan, SMPN 2 Panimbang, dan SMPN 1 Bojong.
Tabel 1
Populasi Penelitian

No
Nama Sekolah
Jumlah Siswa
Jumlah
L
P
1
SMPN 1 Pulosari
112
99
211
2
SMPN 2 Labuan
157
178
335
3
SMPN 1 Panimbang
118
153
271
4
SMPN 1 Bojong
77
69
146
Jumlah
464
499
963

Sumber: Bagian Perencanaan Dinas Pendidikan Kab. Pandeglang 2012
Teknik penarikan jumlah sampel dalam penelitian ini memakai Tabel Krejice Morgan (Usman dan Akbar, 2009). Berdasarkan tabel tersebut untuk jumlah populasi sebanyak 963 orang, jumlah sampel yang diharapkan untuk tingkat keyakinan 95% yaitu sebanyak 274 orang atau sekitar 28,5% dari jumlah populasi. Adapun teknik pemilihan sampel memakai teknik proportional sampling dan simple random sampling  (Usman dan Akbar. 2009). Teknik sampling proporsional dipakai untuk memilih jumlah sampel masing-masing sekolah. Sedangkan teknik sampling random sederhana dipakai untuk memilih siswa yang menjadi anggota sampel dari masing-masing sekolah.
Tabel 2
Sampel Penelitian

No
Nama Sekolah
Jumlah Populasi
Jumlah Sampel
1
SMPN 1 Pulosari
211
60
2
SMPN 2 Labuan
335
95
3
SMPN 1 Panimbang
271
77
4
SMPN 1 Bojong
146
42
Jumlah
963
274

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan memakai analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan mendeskripsikan semua data dari semua variabel dalam bentuk; distribusi frekuensi, histogram, modus, median, harga rata-rata serta simpangan baku (standar deviasi).  Sedangkan analisis statistik inferensial dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengujian memakai statistik uji-t dan uji-F untuk menguji koefisien hubungan product moment biasa dan hubungan berganda (Sugiyono, 2011),

D.    Hasil Penelitian dan Pembahasan
1.      Deskripsi Hasil Penelitian
a.     Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn
Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa rentangan skor variabel hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn berada antara 11 hingga dengan 28 dengan skor maksimum teoretis 28; skor rata-rata sebesar 20,62; simpangan baku atau standar deviasi sebesar 3,51; median tereletak pada skor 21, dan modus tereletak pada skor 20.  Sedangkan distribusi frekuensi sanggup dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn

No.
Kelas Interval
Frek. Absolut
Frek. Relatif
1
11-12
5
1.82
2
13-14
9
3.28
3
15-16
17
6.20
4
17-18
46
16.79
5
19-20
59
21.53
6
21-22
53
19.34
7
23-24
46
16.79
8
25-26
26
9.49
9
27-28
13
4.74

Jumlah
274
100.00

Dari data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, kalau dibandingkan dengan harga rata-rata memperlihatkan bahwa skor hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn yang berada di bawah harga rata-rata sebanyak 136 responden ( 49,63 %), sedangkan yang berada pada kelompok kelas harga rata-rata yaitu sebanyak 53 responden (19,34 %) dan yang berada di atas harga rata-rata sebanyak 85 responden (31,02%).  Selanjutnya, kalau data tersebut dibandingkan dengan skor maksimun teoretis sebesar 28 yang mempunyai median teoretis 14 maka dapat disimpulkan bahwa hasil berguru siswa kelas IX dalam pembelajaran PKn pada Sekolah Menengah Pertama Negeri yang berstatus sebagai Rintisan Sekolah Satndar Nasional (RSSN) di wilayah Kabupaten Pandeglang Banten termasuk dalam kategori tinggi atau baik.
Uraian di atas menawarkan citra bahwa hasil berguru siswa dalam mata pelajaran PKn di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Pandeglang yang  berstatus RSSN sangat baik. Hal ini memperlihatkan bahwa kualitas pembelajaran PKn dilihat dari segi output termasuk dalam katagori sangat baik. Adanya peningkatan kualitas pembelajaran ini merupakan salah hasil dari banyak sekali kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan acara RSSN, menyerupai workshop peningkatan kompetensi guru, peningkatan sarana prasana termasuk pengadaan media pembelajaran, dan banyak sekali kegiatan lainnya.

b.    Persepsi Siswa Tentang Efektivitas Penggunaan Media dalam Pembelajaran PKn

Skor teoretik yang direncanakan dari variabel persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media dalam pembelajaran PKn yaitu terletak pada rentangan skor antara 20 hingga dengan 100. Adapun skor yang diperoleh berada pada rentangan 67 hingga dengan  96,  skor rata-rata sebesar 79,49, simpangan baku atau standar deviasi sebesar 6,51, median terletak pada skor 80, dan modus terletak pada skor 86.  Sedangkan distribusi frekuensi sanggup dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Tentang Efektivitas Penggunaan Media Dalam Pembelajaran PKn
No.
Kelas Interval
Frek. Absolut
Frek. Relatif
1
67 – 69
18
6.57
2
70  - 72
31
11.31
3
73 – 75
35
12.77
4
76 – 78
39
14.23
5
79 – 81
38
13.87
6
82 – 84
41
14.96
7
85  - 87
42
15.33
8
88 – 90
19
6.93
9
91 – 93
10
3.65
10
94 – 96
1
0.36
Jumlah
274
100.00

Dari data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, kalau dibandingkan dengan harga rata-rata memperlihatkan bahwa skor persepsi siswa tentang efektivitas penggunaan media dalam pembelajaran PKn yang berada di bawah harga rata-rata sebanyak 123 responden (44,89 %), sedangkan yang berada pada kelompok kelas harga rata-rata yaitu sebanyak 38 responden (13,87 %) dan yang berada di atas harga rata-rata sebanyak 113 responden (41,24 %).  Data tersebut kalau dibandingkan dengan skor maksimun teoretis sebesar 100 yang mempunyai median teoretis 50 maka dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang efektivitas penggunaan media dalam pembelajaran PKn termasuk dalam kategori tinggi
Data di atas menawarkan citra tinggginya persepsi siswa perihal efektifitvas penggunaan media pembelajaran yang dipakai guru PKn dalam pembelajaran pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Pandeglang yang berstatus RSSN.  Hal ini memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan guru dalam penggunaan dan pemilihan media pembelajaran yang diperoleh melalui banyak sekali kegiatan workshop yang dilaksanakan melalaui acara RSSN.

c.  Minat Siswa Terhadap Pembelajaran PKn
Skor teoretik yang direncanakan dari variabel minat siswa terhadap pembelajaran PKn yaitu terletak pada rentangan skor antara 22 hingga dengan 110. Adapun skor yang diperoleh berada antara 68 hingga 106, skor rata-rata sebesar 87,62 simpangan baku atau standar deviasi sebesar 8,69, median terletak pada skor 88, dan modus terletak pada skor 90.  Distribusi frekuensi sanggup dilihat pada Tabel 5


Tabel 5
Distribusi Frekuensi Minat Siswa Terhadap Pembelajaran PKn

No.
Kelas Interval
Frek. Absolut
Frek. Relatif
1
68   -  71
12
4.38
2
72   -  75
16
5.84
3
76   -  79
25
9.12
4
80   -  83
31
11.31
5
84   -  87
43
15.69
6
88   -  91
56
20.44
7
92   -  95
40
14.60
8
96   - 99
26
9.49
9
100 - 103
17
6.20
10
104-107
8
2.92

 Jumlah
274
100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, kalau dibandingkan dengan harga rata-rata terlihat bahwa skor minat siswa terhadap pembelajaran PKn yang berada di bawah harga rata-rata sebanyak 127 responden (46,35 %), sedangkan yang berada pada kelompok kelas harga rata-rata yaitu sebanyak 56 responden (20,44 %) dan yang berada di atas harga rata-rata sebanyak 91 responden (33,21 %).  Data tersebut kalau dibandingkan dengan skor maksimun teoretis sebesar 110 yang mempunyai median teoretis 55 maka dapat disimpulkan bahwa minat siswa kelas IX terhadap pembelajaran PKn pada Sekolah Menengah Pertama Negeri yang berstatus RSSN di wilayah Kabupaten Pandeglang termasuk dalam  katagori tinggi
Gambaran data memperlihatkan tingginya minat siswa terhadap pembelajaran PKn pada Sekolah Menengah Pertama Negeri berstatus RSSN yang ada di Kabupaten Pandeglang. Tingginya minat siswa terhadap pembelajaran PKn ini disebabkan meningkatnya kompetensi guru dalam pemilihan metode dan media pembelajaran yang bervariatif dan menyenangkan serta ketersediaan sarana prasana pembelajaran. Hampir pada semua SMPN berstatus RSSN diwilayah kabupaten Pandeglang ketersediaan sarana dan prasana pembelajaran relatif lebih baik dibandingkan pada SMPN lainnya yang masih berstatus sekolah potensial ataupun sekolah tumbuh

d.        Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran PKn
Skor teoretik yang direncanakan untuk variabel sikap siswa terhadap pembelajaran PKn yaitu berada pada rentangan skor antara 23 hingga 115. Ternyata hasil penelitian memperlihatkan bahwa skor sikap siswa terhadap pembelajaran PKn berada antara 72 hingga dengan 113, skor rata-rata sebesar 94,69, simpangan baku atau standar deviasi sebesar 8,42, median berada pada skor 95 dan modus  berada pada skor 97.   Sedangkan distribusi frekuensi  dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran PKn

No.
Kelas Interval
Frek. Absolut
Frek. Relatif
1
  < 73
1
0.36
2
74  -  78
8
2.92
3
79  -  83
19
6.93
4
84  -  88
37
13.50
5
89  -  93
55
20.07
6
94  -  98
62
22.63
7
99  -  103
48
17.52
8
104 - 108
30
10.95
9
109 - 113
14
5.11

Jumlah 
274
100.00

Dari data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, kalau dibandingkan dengan harga rata-rata memperlihatkan bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran PKn yang berada di bawah harga rata-rata sebanyak 120 responden (43,80%), sedangkan yang berada pada kelompok kelas harga rata-rata yaitu sebanyak 62 responden (22,63 %) dan yang berada di atas harga rata-rata sebanyak 92 responden (33,57 %).  Data tersebut kalau dibandingkan dengan skor maksimun teoretis sebesar 115 yang mempunyai median teoretis 57,5 maka dapat disimpulkan bahwa sikap siswa kelas IX terhadap pembelajaran PKn pada SMP Negeri yang berstatus RSSN di Kabupaten Pandeglang Banten termasuk dalam kategori positif
Sikap positif siswa terhadap pembelajaran PKn pada Sekolah Menengah Pertama Negeri berstaus RSSN di Kabupaten Padeglang ini merupakan salah satu reaksi dari semakin tingginya kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Sikap postif ini menggambarkan kesukaaan atau kesenangan (like) siswa terhadap pembelajaran PKn.

2. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu diadakan uji persyarat, yakni pengujian normalitas dan lineraitas data. Hasil uji normalitas data dengan memakai One-Sample Kolmogorov-Semirnov Test sanggup dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 7
Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas
Variabel
Mean
Sd
K-S Z
Asymp. Sig
Kriteria
Ket. Uji
X1
79.489
6.509
1.222
.101
Asymp. Sig >  =5%
Normal
X2
87.618
8.691
1.003
.267
Asymp. Sig >  =5%
Normal
X3
94.689
8.417
0.903
.389
Asymp. Sig >  =5%
Normal
Y
20.617
3.512
1.178
.125
Asymp. Sig >  =5%
Normal

Berdasakan tabel tersebut semua nilai Asymp. Sig. baik untuk X1, X2, X3 maupun Y > 5% sehingga sanggup disimpulkan  bahwa data sampel terdistribusi normal.
Sedangkan hasil pengujian lineralitas memakai metode Between Grups of Linierity seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 8
Ringkasan Pengujian Linieritas

Var. Bebas
Var. Terikat
R Square
Sig.
Kriteria
Ket. Uji
X1
Y
Y
Y
0.984
0.000
Sig. <   =5%
Linier
X2
0.988
0.000
Sig. <   =5%
Linier
X3
0.989
0.000
Sig. <   =5%
Linier

Berdasarkan tabel terbut diketahui bahwa hubungan Y dengan X1, X2 dan X3 linier hal ini ditunjukkan pada pengujian baris linierity menghasilkan nilai Sig. = 0.000.
Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal dan linear selanjutnya diadakan pengujian hipotesis dengan memakai analisis statistik inferensial. Hal pengujian hipotesis dengan memakai SPPS 13 sanggup dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 9
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Korelasi

Hipo-Tesis
Variabel Yang Dikorelasikan Dgn Variabel  Y
Koefi-sien Kore-lasi
Stastistik Uji
t-Hitung/
F-Hitung
t-Tabel /
 t-Tabel
Nilai Sig.
Kriteria
Ket. Hasil Pengujian
Nilai Sig.
Statistik Uji
H1
X1
0.699
16.112
1.980
0.000
SIG. < 0.05
T-Hitung > T-Tabel
SIGNIFI-KAN
H2
X2
0.789
21.174
1.980
0.000
SIG. < 0.05
T-Hitung > T-Tabel
SIGNIFI-KAN
H3
X3
0.850
26.562
1.980
0.000
SIG. < 0.05
T-Hitung > T-Tabel
SIGNIFI-KAN
H4
X1,X2,X3
0.870
279.160
2.650
F-Hitung > F-Tabel
SIGNIFI-KAN

a)  Hubungan antara Persepsi Siswa perihal Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran dengan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn

Hasil pengujian hipotesis pertama memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran PKn dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn dengan nilai koefisien hubungan sebesar 0.699 dengan  Sig. (1-tailed) = 0.000. Oleh lantaran nilai Sig. ini  < 0.05 sehingga H0 ditolak dengan kata lain hipotesis alternatif diterima.  Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa  terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara X1 dengan Y dengan koefisien hubungan sebesar 0,699.
Hasil penelitian ini sejalan dengan kajian teoretis perihal fungsi media pembelajaran, lantaran salah satu fungsi media yaitu sebagai alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan hasil berguru siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (2010) yang menyatakan bahwa penggunaan media atau alat peraga dalam pembelajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa melalui penggunaan alat peraga atau media pembelajaran maka hasil berguru yang dicapai akan lebih tahan usang berada dalam ingatan siswa. Pendapat tersebut didukung oleh Arsyad (2011:15) yang menyatakan bahwa fungsi utama media pembelajaran yaitu sebagai alat bantu mengajar yang turut mensugesti iklim, kondisi, dan lingkungan berguru yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Adanya hubungan yang signifikan antara persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media pembelajaran dengan hasil berguru siswa sekaligus memperkuat hasil penelitian yang telah dilakukan Kemp & Dayton (1985) perihal fungsi media pembelajaran yang salah satu kesimpulannya menyatakan bahwa dampak positif dari penggunaan media sebagai penggalan integral dalam kegiatan pembelajaran di kelas adalah meningkatkan sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses pembelajaran.
Hasil penelitian ini menawarkan citra bahwa guru PKn kelas IX pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus RSSN  pada umumnya telah memakai media pembelajaran secara efektif yang diukur berdasarkan kriteria pemilihan media, menyerupai kesesuaian media yang dipakai dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan isi atau materi pembelajaran,  keterampilan guru dalam penggunaan media dan aspek lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Arsyad (2011) yang menyatakan kriteria yang harus diperhatikan guru dalam pemilihan media yaitu kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai; ketepatan untuk mendukung isi atau materi pembelajaran; praktis, luwes dan bertahan; guru terampil menggunakannya;  pengelompokkan sasaran; dan memperhatikan mutu teknis.  
Berdasarkan hasil penelitian ini terbukti bahwa media pembelajaran mempunyai fungsi yang sangat besar lengan berkuasa bagi peningkatan hasil berguru siswa. Oleh lantaran itu dalam kegiatan pembelajaran guru harus bisa memakai banyak sekali jenis media semaksimal mungkin, dari media yang sederhana berupa  percontohan di depan kelas hingga dengan penggunaan media berbasis teknologi sehingga siswa sanggup termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan lebih gampang memahami materi pembelajaran.

b)  Hubungan antara Minat Terhadap Pembelajaran dengan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn

Hasil pengujian hipotesis kedua memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara minat siswa terhadap pembelajaran PKn dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus RSSN dengan nilai koefisien hubungan sebesar 0.789 dengan  Sig. (1-tailed) = 0.000. Nilai Sig. ini < 0.05 sehingga H0 ditolak dengan kata lain hipotesis alternatif diterima. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa  terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara X2 dengan Y dengan koefisien hubungan sebesar 0,789. Tingkat hubungan ini termasuk hubungan yang kuat
Adanya hubungan yang signifikan antara minat dan hasil berguru siswa dalam pembelajaran disebabkan lantaran minat mempunyai efek yang cukup besar terhadap keberhasilan seseorang, dengan minat seseorang akan melaksanakan sesuatu yang diminatinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Usman dan Setiawati (1998) yang  menyatakan bahwa minat besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, alasannya dengan minat seseorang akan melaksanakan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat, seseorang mustahil melaksanakan sesuatu.
Senanda dengan pendapat di atas, Nasution (1998) menyatakan bahwa pembelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Siswa yang malas dalam belajar, sering bolos, dan memperoleh nilai yang kurang baik salah satunya disebabkan lantaran tidak adanya minat terhadap pembelajaran tersebut. Berdasarkan pendapat di atas, minat bukan saja sanggup mensugesti tingkah laris siswa, melainkan juga sanggup mendorong siswa untuk melaksanakan dan memperoleh sesuatu.
Minat seseorang terhadap pelajaran dan proses pembelajaran tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang sanggup mensugesti munculnya minat. Salah satu faktor yang sanggup  membangkitkan  dan  merangsang  minat yaitu faktor efektivitas media pembelajaran yang digunakan guru dalam memberikan materi pembelajaran kepada siswa. Materi pembelajaran yang disampaikan dengan media pembelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh  siswa yang bersangkutan. Begitu pula sebaliknya, materi pembelajaran yang tidak  menarik  minat siswa tentu akan  dikesampingkan oleh siswa. Oleh lantaran itu apabila materi  pembelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan berguru dengan sebaik-baiknya, lantaran tidak ada daya tarik baginya. Hal ini sejalan dengan pendapat Singer (1987) yang menyatakan bahwa sikap yang diperlihatkan guru dalam perjuangan meningkatkan minat siswa, sikap seorang guru yang tidak disukai oleh siswa tentu akan mengurangi minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan.
Berdasarkan klarifikasi di atas sanggup disimpulkan bahwa temuan penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara minat siswa terhadap pembelajaran PKn dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn pada SMPN Negeri di Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus RSSN merupakan sesuatu yang empiris dan rasional.

c)  Hubungan antara Sikap Terhadap Pembelajaran dengan  Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn

Hasil pengujian hipotesis memperlihatkan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap pembelajaran PKn dengan  hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn dengan nilai koefisien hubungan sebesar 0.850 dengan  Sig. (1-tailed) = 0.000. Oleh lantaran nilai Sig. < 0.05 sehingga H0 ditolak dengan kata lain hipotesis alternatif diterima. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa  terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara X3 dengan Y dengan koefisien hubungan sebesar 0,850. Tingkat hubungan ini termasuk hubungan yang kuat.
Hasil penelitian yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap pembelajaran PKn dengan  hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn menandakan bahwa pada dasarnya sikap itu merupakan faktor pendorong bagi seseorang untuk melaksanakan kegiatan.  
Temuan ini didukung oleh teori faktor yang mensugesti sikap dan efek sikap terhadap pembelajaran sebagaimana dinyatakan Shalahuddin (1990:99) bahwa sikap mensugesti pembelajaran, yang berarti bahwa apabila seorang siswa mempunyai sikap positif terhadap gurunya maka siswa tersebut akan bahagia pada pelajaran yang diberikan oleh guru yang berangkutan. Situasi ini akan memberi jalan kepada siswa ke arah pengalaman berguru yang sukses dan akan mengakibatkan ia berguru lebih efektif dan mengakibatkan sukses yang besar.
Keterkaitan sikap terhadap pembelajaran dan hasil berguru siswa sanggup pula digali dari fungsi sikap yang terdapat pada diri manusia. Salah satu fungsi sikap yaitu fungsi instrumental. Menurut  Katz sebagaimana dikutip Azwar (2005) fungsi instrumenal merupakan fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat. Fungsi ini menyatakan bahwa individu dengan sikapnya  berusaha  untuk  memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam kaitan ini, siswa yang mempunyai sikap positif terhadap pembelajaran PKn lantaran mereka mencicipi manfaat dari pembelajaran tersebut. Dengan sikap positif tersebut  siswa akan mempelajarai PKn secara optimal sehingga besar lengan berkuasa secara signifikan  bagi peningkatan hasil berguru PKn
   Berdasarkan klarifikasi di atas, secara teoretik dan empiris  sanggup dibuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan atau positif antara sikap siswa terhadap pembelajaran PKn pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus sebagai RSSN dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn.

d)  Hubungan Antara Persepsi Siswa perihal Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran, Minat dan Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Secara Bersama-sama dengan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn

Hasil pengujian hipotesis memperlihatkan terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran PKn, sikap dan minat siswa terhadap pembelajaran PKn secara bahu-membahu dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus RSSN dengan nilai koefisien hubungan berganda (secara bersama-sama) sebesar 0,870 dengan nilai Fhitung = 279,160. Ftabel untuk  Î±=5% dan dk pembilang = 3 dan dk penyebut=270 yaitu 2,65 sehingga sanggup disimpulkan bahwa H0 ditolak dengan kata lain H1 (hipotesis alternatif) diterima. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa  terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara X1, X2, dan X3 dengan Y dengan koefisien hubungan sebesar 0,870.
Secara teoretis adanya hubungan yang signifikan antara persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran PKn, minat dan sikap siswa terhadap pembelajaran PKn secara bahu-membahu dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaran PKn telah tergambar dari klarifikasi hubungan antar variabel secara parsial yang diuraikan di atas.
Hasil penelitian ini menawarkan penguatan bahwa keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor media yang dipakai guru, faktor minat siswa terhadap pembelajaran, dan faktor sikap siswa terhadap pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat  Slameto (2010) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mensugesti hasil berguru banyak jenisnya, tetapi sanggup digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu atau siswa itu sendiri sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Sudjana (2010) menyatakan bahwa hasil berguru siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang tiba dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor utama yang tiba dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Di samping faktor kemampuan ada juga faktor lain menyerupai motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan faktor psikis.

E.     Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ternyata empat hipotesis alternatif yang diajukan secara signifikan sanggup diterima. Dengan demikian sanggup disimpulkan: Pertama, terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media pembelajaran dengan hasil berguru siswa dalam pembelajaan PKn pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus RSSN (r=0.669)Kedua,  terdapat hubungan yang signifikan antara minat siswa terhadap pembelajaran dengan  hasil berguru siswa dalam pembelajaan PKn pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus RSSN (r=0.789).  Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa dengan  hasil berguru siswa dalam pembelajaan PKn pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus RSSN (r= 0.850). Keempat, terdapat hubungan hubungan yang signifikan antara persepsi siswa perihal efektivitas penggunaan media pembelajaran, minat dan sikap siswa secara bahu-membahu dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaan PKn pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Pandeglang yang pada tahun 2012 berstatus RSSN (r= 0,870).
Berdasarkan simpulan tersebut di atas, penulis perlu memberikan beberapa saran, antara lain: 1)  Program RSSN pada Sekolah Menengah Pertama perlu dilanjutkan lantaran secara signifikan telah bisa meningkatkan persepsi siswa perihal kompetensi guru dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, minat dan sikap siswa terhadap pembelajaran serta hasil berguru siswa; 2) Berbagai jenis kegiatan yang masuk dalam katagori pengembangan  Program RSSN, menyerupai peningkatan kompetensi guru dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, peningkatan sarana prasana pembelajaran, dan lainnya perlu diupayakan perluasannya lantaran sangat besar lengan berkuasa terhadap kompetensi atau keterampilan  guru (dalam hal ini kompetensi dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran), minat dan sikap siswa terhadap pembelajaran serta terhadap peningkatan hasil belajar. Perluasan kegiatan tersebut sanggup dilakukan oleh pemerintah kawasan melaui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota ataupun oleh pemerintah sentra melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ke sekolah lain yang masih berstatus sekolah tumbuh dan sekolah potensial.

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta; Rineka Cipta.

Ary, D. , Jacobs, L. & Razaviech, A. 1985. Introduction to Research in Education. 3rd ed. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima

Azwar,  Saifuddin. 2005.  Sikap  Manusia   Teori   dan  Pengukurannya.   Yogyakarta:    Pustaka  Pelajar.

Bloom, Benjamin S. (ed). 1981. Taxonomy of Educational Objektive. Hand-book 1 : Cognitive Domain, New York: Longman Inc.  
Direktorat PSMP. 2010. Pembangunan Pendidikan Dasar di Indonesia. Jakarta: Direktorat PSMP, Dirjen Dikdasmen, Kemendiknas.
Gunawan, R. Rachmat. 2012. Hubungan Antara Minat dan Cara Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa, Tesis Magister Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknologi Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia

Hamalik, Oemar.  1994. Media Pendidikan, Bandung: Citra Adtya Bakti.

Irwanto, Herman E, Antonius H, Retno Priyani, Yohanes Bagus Wismanto., dan Cosmas Fernandez. 1991. Psikologi Umum. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kemp, J.E. & Dayton. D.K. 1985. Planning and Producing Instrutional Media (Fifth Edition).New York : Harper & Row. Publishers. .

Logayah, Dina Siti. 2010. Hubungan antara Persepsi kompetensi profesionalisme guru dan minat berguru dengan keterampilan geografis (Geographic Skills) di Sekolah Menengan Atas Kota Bandung. Tesis Magister Pendidikan Jurusan Pendidikan IPS. Universitas Pendidikan Indonesia

Nasution. 1998.  Didaktik Azas-Azas Mengajar. Bandung; Jemmars.

Permendiknas No 5 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2010.

Purwanto, Ngalim. 2000. Psikologi   Pendidikan. Bandung:   Remaja   Rosdakarya. 

Rahmat, Jallaludin. 1990. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya.

Rahmat, Mamat. 2012. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Motivasi Berprestasi dengan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Tesis Magister Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Universitas Pendidikan Indonesia

Sabri, M. Alisuf. 1995. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Shalahudin, Makhfudh. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: Bina Ilmu.

Singer,  Kurt. 1987.  Membina  Hasrat  Belajar di Sekolah,  (Terj .  Bergman Sitorus), Bandung: Remaja Rosda Karya.

Slameto. 2010.  Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :  Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Surakhmad,  Winarno. 1982. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

Susilana, Rudi. 2009. Sumber Belajar dalam Pendidikan. Dalam Ali, M., Ibrahim R., Sukmadinata, N.S., Sudjana, D., dan Rasjidin, W. (Penyuntig).  Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian II : Ilmu Pendidikan Praktis. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama (Halaman 197 – 220)

Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2009. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman,  Moh. Uzer dan Lilis Setiawati.  1998. Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cpta
                                     


PENULIS/PENELITI
1.                         Nama                         : AINA MULYANA, S.Pd
NIP                             : 19710222 200003 1003
Jabatan                    : Guru yang menerima kiprah perhiasan sebagai Kepala Sekolah
           Unit Kerja                  : SMPN 3 SAKETI, Kabupaten Pandeglang
Alamat Unit Kerja    : Jl. Kadubera Km. 3.5 Desa Langensari Kec. Saketi, Kabupaten Pandeglang, 42273

2.                          Nama                         : Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, M.Pd
NIP                             : 195805091984031003
Jabatan                     :  Dosen dengan kiprah perhiasan sebagai Rektor
Unit Kerja                  :  UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA (UNTIRTA)
           Alamat Unit Kerja     :  Jl. Raya Jakarta K. 4 Pakupatan, Serang

3.                          Nama                        : Drs. H. Sholih, M.Pd
NIP                            : 196006141987021002
Jabatan                    :  Dosen
Unit Kerja               :  UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA (UNTIRTA)
Alamat Unit Kerja     :  Jl. Raya Jakarta K. 4 Pakupatan, Serang

==============================================




= Baca Juga =



Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel